Juang Lansia Penjual Kapulaga Pengidap Diabetes Biayai Istri Sakit Paru-paru

"Kalau hujan rumah bocor, semuanya basah.. Meskipun susah sering ngungsi ke saung (gubuk) deket kebun kapulaga orang karena takut tiba-tiba runtuh rumahnya, tapi kalau gak kuat di sini aja sambil kedinginan."Kehidupan usia senja tak bisa Abah Ade (67) jalani dengan nyaman.

Kakinya terluka digigit serangga dan melebar sampai sempat membusuk karena penyakit diabetes yang diderita. Tak hanya perih yang dirasa, kelumpuhan sempat Abah alami selama 1 tahun lamanya.Tumpang tindih cobaan kehidupan menerpa Bah Ade, istrinya juga terbaring sakit paru-paru dan sering merasakan sesak.

Akibatnya, Bah Ade yang juga sakit harus menjaga istrinya di atas segala keterbatasan.Beberapa kali Bah Ade jalani pengobatan untuk mengikhtiarkan kesembuhannya. Namun, karena tak ada biaya untuk menempuh fasilitas kesehatan hasilnya pun kurang baik. Saat ini, luka kakinya masih sering basah dan harus dibersihkan setiap hari.

Kasa, perban dan antiseptik menjadi teman lara beliau untuk meminimalkan infeksi yang mungkin terjadi kembali.Seolah tabah menghadapi derasnya cobaan, ada ikhtiar yang selalu Abah Ade upayakan. Dengan berpapah keyakinan, beliau menjajakan rempah kapulaga keliling. Walau hasilnya lebih kecil dari usaha yang telah dikerahkan, beliau senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah dirasakan. Besaran pendapatan berkisar 25 ribu menjadi tiang harapan sehari-hari Bah Ade. Makan bertabur garam menjadi nikmat pelepas lelah setelah mencari nafkah.

Di balik deru perjuangan yang diupayakan, celah-celah besar dan reyot rumahnya menjadi beban yang terus terbayang. Panas menyorot tanpa segan ketika cuaca cerah. Dingin menusuk melalui banyak celah saat malam dan hujan datang.Ucap harap tak henti Abah Ade semogakan mengenai kesembuhan dan pemenuhan kebutuhan. Beliau ingin sekali menjalani pengobatan yang layak bersama istrinya agar bisa sembuh bersama.