Beliau Abah Dama, seorang penjual buah dan sayur keliling yang berusia 80 tahun. Dengan fisiknya yang ringkih, Abah Dama berjuang mencari nafkah demi mencari biaya untuk pengobatan istrinya yang kini sakit-sakitan.
Istri Abah Dama kini hanya bisa terbaring lemah di kasurnya, tak bisa melakukan apapun lantaran kesehatannya kian hari kian menurun. Istri Abah Dama sering mengalami panas tinggi, sesak, dan batuk. Gejalanya seperti ISPA. Kemudian pendengaran sang istri pun sangat terganggu, beliau juga menderita rematik.
Abah Dama belum bisa membawa sang istri untuk pergi berobat lantaran penghasilan beliau tidak pernah tentu. Jika sedang beruntung, Abah Dama bisa mendapatkan untung sebanyak 35 ribu rupiah. Namun jika sedang sepi, Abah Dama hanya bisa pulang membawa uang sebanyak 6 ribu rupiah.
Sayur dan buah yang Abah Dama jual merupakan milik orang lain. Jadi penghasilan yang Abah Dama dapatkan merupakan upah yang beliau terima dari hasil menjual sayur dan buah selama satu hari.Pendapatan minim, kebutuhan Abah Dama dan sang istri sering kali tak terpenuhi. Bahkan untuk sekadar beli beras saja Abah Dama kadang tak mampu dan harus meminjam beras dari orang lain. Bahkan Abah Dama sering tidak makan karena beliau lebih mengutamakan kebutuhan sang istri.
Usia sudah tak muda lagi, Abah Dama hanya ingin memiliki sebuah usaha kecil di rumahnya agar beliau tak perlu berjualan keliling lagi dan bisa mencari nafkah seraya merawat istrinya yang sedang sakit.
Para Penderma, mari kita berikan Abah Dama uluran tangan karena beliau berhak hidup sejahtera di sisa hidupnya tanpa harus mengorbankan fisiknya yang sudah ringkih untuk terus mencari nafkah. Mari bantu Abah Dama dengan cara: