Diusapnya keringat yang bercucuran di dahi, nafasnya terengah, tubuhnya terasa sangat lelah namun beliau harus tetap menjajakan dagangannya demi sesuap nasi.
Sakit seringkali terasa di kaki Abah Dayat setiap kali beliau berkeliling untuk menjajakan dagangannya. Beliau mengalami kelainan, kakinya pengkor sejak lahir.
Namun beliau tak bisa menyerah begitu saja, Abah Dayat tetap memaksakan diri untuk berkeliling dan menjual arum manis buatannya dengan sepatu usang yang beliau kenakan.
Usianya sudah tak muda lagi, kini usia Abah Dayat sudah menginjak 69 tahun. Terkadang tubuh, terutama kakinya sudah tak kuat untuk berkeliling dengan jarak yang cukup jauh.
Belum lagi beliau beberapa kali mengalami kejadian tak mengenakkan selama berjualan. Abah Dayat kerap terjatuh ketika berkeliling karena kondisi fisiknya yang kian hari kian melemah. Tak jarang Abah Dayat merasakan sakit yang cukup menyiksa di kakinya karena hal tersebut.
Hampir 15 tahun Abah Dayat berprofesi sebagai penjual arum manis keliling. Semenjak istrinya meninggal dunia, Abah Dayat sering sekali jatuh sakit dan berujung tak berjualan selama beminggu-minggu karena uang yang akan beliau gunakan untuk modal digunakan untuk berobat.
Dalam sehari Abah Dayat terkadang hanya bisa mendapatkan uang sebanyak lima ribu rupiah. Untuk makan sehari-hari pun beliau kesulitan. Memiliki usaha ternak dan modal usaha yang cukup bagaikan mimpi di siang bolong bagi Abah Dayat.
Asih Bumi Insani mengajak kalian semua untuk gotong royong membantu Pak Sukma. Penyaluran bantuan akan disalurkan untuk keperluan modal usaha ternak dan biaya pengobatan. Mari kita saling bantu untuk sesama dengan berdonasi.