Abah Engkos, lansia berusia 70 tahun, yang hidup dalam kesendirian. Berjuang dan berusaha menyambung hidup meski tubuhnya sudah tua dan renta. Abah Engkos bekerja sebagai pengasah pisau, sebuah profesi yang kini sudah semakin langka dan tak banyak orang yang membutuhkan jasanya lagi, dan pendapatannya pun semakin tidak menentu.Usianya yang sudah lanjut dan fisiknya yang mulai menua membuat Abah Engkos tidak lagi bisa berjalan jauh seperti dulu.
Setiap langkahnya kini terasa berat. Tubuhnya yang ringkih tak mampu lagi menempuh jarak jauh untuk mencari pelanggan. Namun, meskipun begitu, ia tak pernah menyerah. Ia tetap berkeliling dengan kotak kayu tuanya yang berisi alat-alat asah, meski sering kali harus berhenti sejenak untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah.Berjuang seorang diri, Abah Engkos tinggal di sebuah kontrakan kecil seadanya. Mulai berkeliling menawarkan jasanya dari pagi hinggal malam hari. Wajahnya yang sudah mengendur dan keriput tampak seperti hasil dari waktu yang tidak pernah bisa ia lawan.
Beberapa orang sering merasa jijik melihatnya, kondisi wajahnya seperti meleleh, wajah yang penuh garis-garis kerut, dan mata yang lelah menjadi saksi perjuangan Abah Engkos.
Namun, Abah Engkos tak pernah merasa malu dengan kekurangannya.Melihat perjuangan Abah Engkos di masa tua, mari bantu ringankan kehidupan abah dengan berdonasi melalui: