“Tidur mah di pool bus neng, kadang cuma di mushola atau di kursi, da abah gak punya rumah disini” ujar abah Hamid.
Abah Hamid, seorang lansia berusia 84 tahun asal Tasikmalaya yang saat ini masih berjuang dengan berjualan sapu keliling. Sudah 5 tahun lamanya Abah Hamid berjualan sapu di Bandung untuk menafkahi istrinya. Sebelumnya abah bekerja serabutan di luar kota, namun karena kondisinya yang sudah renta tidak memungkinkan untuknya bekerja kuli kembali.
Setiap seminggu sekali Abah Hamid tidur dan menumpang di sebuah tempat peristirahatan pool bus di Kota Bandung. Namun sebelum ke Bandung ia harus memproduksi sapunya terlebih dahulu selama 4 hari, baru setelah sapu nya terkumpul ia bisa berjualan sapu keliling.
Hasil berjualan sapu keliling tak banyak membantu perekonomiannya. Jika sapunya terjual, abah Hamid hanya mampu memperoleh untung sebesar lima ribu rupiah.
“Udah dua hari baru ada yang beli 2 sapu, gak ada yang beli neng dari kemarin juga” ujarnya.
Tak jarang abah Hamid tidak mendapatkan pembeli hingga beliau kembali ke tempat peristirahatannya dengan tangan kosong. Jika tidak ada pembeli sama sekali, Abah Hamid terpaksa pulang ke kampung halamannya karena kehabisan uang untuk makan dan juga ongkos untuk pulang.
Di usianya yang sudah renta, kondisi fisik abah Hamid tidak mendukung untuk terus berjualan sapu keliling. Namun abah Hamid harus menafkahi istrinya yang juga sudah berusia lanjut dan tidak mampu bekerja dengan aktivitas fisik yang berat. Beliau berharap dapat membuka usaha sendiri di kampung halamannya agar tidak perlu jualan keliling jauh.
Hai sahabat berdampak, mari sebarkan campaign ini dan berdonasi untuk membantu Abah Hamid. Bantuan donasi akan disalurkan untuk paket pangan, modal usaha serta bantuan lainnya.