Bantu Tukang Becak Ringkih "Kalau Abah nggak kerja, siapa yang kirim uang ke rumah?"

Bantu Tukang Becak Ringkih "Kalau Abah nggak kerja, siapa yang kirim uang ke rumah?"

Rp. 1.205.000
terkumpul dari Rp. 30.000.000
32 Donatur
2 hari lagi
Donasi Sekarang!

Penggalang Dana

Ayo Kita Peduli

Lembaga Resmi Terverifikasi

Kerjasama Campaign Iklan Berbayar

Penerima Manfaat dan Penggalang Dana telah menyetujui untuk menggunakan sebagian dana yang terkumpul untuk dilakukan optimasi di sosial media oleh pihak ketiga agar dapat menjangkau lebih banyak kontribusi publik.

Deskripsi

02 May 2025

Namanya Abah Herman, seorang lansia berusia 67 tahun seorang tukang becak. Tubuhnya kini bungkuk, langkahnya lambat, dan napasnya tersengal-sengal, bekas luka lama akibat jatuh dari genteng setinggi empat meter saat memperbaiki atap rumah dulu, yang hingga kini masih menyisakan nyeri di perut dan tubuh.Setiap hari, dari jam 8 pagi sampai 10 malam, Abah menyusuri jalanan dengan becaknya.

Becak itu bukan milik pribadi, melainkan hasil sewaan dengan tarif harian Rp10.000. Tempat tinggal Abah hanyalah sebuah kamar kos kecil milik si pemilik becak, sempit dan sunyi, tempat ia melepas lelah seorang diri setelah seharian bekerja.Meski sudah renta dan sering sakit perut akibat kecelakaan dulu, Abah tetap memaksakan diri bekerja. Ia memiliki istri dan seorang anak di Garut yang masih menjadi tanggungannya. Untuk pulang menemui keluarga tercinta, Abah butuh setidaknya Rp140.000 sebagai ongkos. Tapi dengan penghasilan tak menentu, itu adalah angka yang besar.

Maka, Abah baru bisa pulang bila ada uang lebih, yang kadang tak datang selama berbulan-bulan.Dalam sehari, pendapatannya cukup untuk makan seadanya, itu pun jika ada penumpang. Terkadang, Abah gak sarapan dan abah tak kuat mengayuh dan hanya bisa mendorong becaknya perlahan, hingga sering tertidur di atas becaknya karena kelelahan dan lapar.Kondisi fisiknya semakin ringkih dari hari ke hari, namun ia tetap menolak berhenti. Meski anaknya di kampung telah melarangnya bekerja karena usia dan tubuhnya yang renta, Abah selalu menjawab, "Kalau Abah nggak kerja, siapa yang kirim uang ke rumah?""Kalau bisa, Abah ingin usaha kecil di kampung. Biar Abah nggak harus dorong becak lagi."

 

Abah hanya ingin pulang dan menetap di Garut, membuka usaha kecil seperti berjualan atau beternak. Ia rindu rumah, rindu masakan istrinya, dan rindu suasana kampung. Tapi realita memaksanya tetap bertahan di kota besar ini, mengandalkan kekuatan yang tersisa untuk sekadar bertahan hidup dan menafkahi keluarga.

 

Sobat Berdampak, mari kita sebarkan campaign ini dan bantu ringankan beban abah Herman dengan cara:

 

  1. Klik “Donasi Sekarang;
  2. Masukan nominal donasinya;
  3. Pilih metode pembayaran;
  4. Dapatkan laporan via email.

Beberapa informasi:

*Ayo Kita Peduli merupakan NGOs yang berdiri sejak 2023 dan berada di bawah naungan Ayo Berdampak Berdaya. Dengan tagline #BerdampakBerdaya kami berfokus pada masalah kemiskinan kelas sosial rentan perkotaan dan pedesaan melalui berbagai program dan campaign pemberdayaan untuk upaya peningkatan kesejahteraan.

 

Contact and More Information:

Instagram: @ayokita.peduli

Email: ayoberdampakberdaya.id@gmail.com

*Page ini merupakan bagian dari program Semua Berhak Nyaman.

 

*Dalam membantu penyebaran informasi terkait program ini dan program turunannya dalam fitur "Fundraiser", kami melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari Media Partner, Organisasi, serta Publik Figur agar informasi mengenai program ini dapat tersebar luas dan menjangkau sebanyak-banyaknya orang untuk berkontribusi bersama.

 

 

Disclaimer : Informasi, opini dan foto yang ada di halaman galang dana ini adalah milik dan tanggung jawab penggalang dana. Jika ada masalah/kecurigaan silakan lapor kepada kami disini.

Doa & Donasi Teman Peduli

Maria Maia

04 May 2025
Rp. 20.000
Amin
JADI#temanbaik

URGENT! Lansia Ringkih Tukang Becak Berjuang Demi Keluarga

Ayo Kita Peduli
Telah mengajak 26 orang berdonasi
Rp. 1.025.000