Terlihat seorang lansia tertunduk seraya menahan kantuknya ketika hari masih gelap dan jam meunujukkan pukul 05.00. Dengan tubuhnya yang sudah sangat ringkih, Abah Ja'i berjuang mencari nafkah demi menghidupi istrinya yang sakit-sakitan. Dagangannya tak banyak, hanya pisang, ubi, dan singkong. Abah Ja'i mendapatkan untung sebanyak Rp.2.000 dari satu kilo pisang, ubi, dan singkong yang terjual.
Usianya hampir satu abad dan tubuhnya sering sekali merasakan lelah, namun Abah Ja'i tetap memaksakan diri untuk mencari nafkah agar istrinya di rumah bisa makan walau hanya dengan nasi dan beberapa lauk sederhana. Sedihnya, penghasilan Abah Ja'i dalam satu hari tak pernah lebih dari Rp.20.000.
Sudah dua tahun ini istri Abah Ja'i jatuh sakit dan hanya bisa terbaring lemah di kasurnya seraya menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Tak bisa melakukan apapun, bahkan untuk makan dan minum saja harus dibantu oleh Abah Ja'i.
Abah Ja'i sudah bertekad akan menghabiskan sisa hidupnya bersama istri tercinta. Beliau rela dan ikhlas jika harus merawat sang istri di hari tuanya. Abah Ja'i tidak akan menyerah dan tidak ingin menyerah, beliau ingin memberikan kehidupan yang layak kepada sang istri dan membawanya pergi untuk berobat.
Sahabat, di tengah perjuangan yang amat pelik nan sulit, Abah Ja'i memutuskan untuk tidak menyerah. Please jika kamu ada sedikit kelebihan rezeki, bantu Abah Ja'i dengan cara:
Tak hanya mendoakan dan berdonasi, kamu juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar semakin banyak yang membantu.