“....sering de, kalo misal lagi cari sayuran di kebun… tapi mau gimana lagi harus tetep cari uang dan yakin rezeki di tangan Tuhan..” ujarnya
Berasal dari Subang, Jawa Barat Pak Jaja berusaha melangkah dengan terseok-seok. Sejak kecil ia cacat kaki, kerapkali ia kesulitan beraktivitas hingga membuatnya sering terjatuh.
Dengan keadaan serba kurang ia harus hidup dengan pendapatan sangat minim. “..40rb, itu teh udah paling gede bersih tapi jarang banget kalo lagi rame aja…bapak sisihan buat sekolah anak nanti” kata Pak Jaja.
Pak Jaja jualan sayur di kampungnya. Sayuran yang dijual sangat seadanya dan orang-orang memilih untuk membeli di warung. Walau begitu dan jarang ada yang membeli, ia berjalan jauh ke kampung orang lain dengan jarak berkilo-kilo meter agar mendapatkan pelanggan.
Di rumah ia tinggal bersama istri, anak dan mertuanya. Anaknya yang paling kecil yaitu Shofiyah berusia tujuh tahun dan akan segera sekolah “...anak yang paling kecil, pengen banget dia sekolah. Sekarang lagi coba ngumpulin dikit-dikit buat seragam sama bayaran lain terutama ongkos..” ujarnya.
Dengan penghasilan yang minim, Pak Jaja dan keluarga biasanya cukup makan nasi dan kerupuk. Mereka kadang ingin bisa memakan daging terutama anaknya yang paling kecil karena sangat penting untuk pertumbuhan. Namun keadaan yang serba kurang menyurutkan keinginan, realita ekonomi menjadi hal yang terus menghantui.
Setiap harinya, Bu Ida atau istrinya dan Pak Jaja kerap memanjatkan doa kepada Tuhan agar mereka bisa hidup lebih baik dan sejahtera. Bilamana Pak Jaja memiliki warung untuknya berjualan sayur, keadaan ekonomi keluarganya akan lebih baik dan anaknya yang paling kecil dapat menempuh pendidikan hingga jenjang tinggi.
Melalui campaign ini, mari kita sebarkan kebaikan dengan membantu Pak Jaja agar bisa hidup nyaman dan sejahtera. Kalian dapat menyebarkan campaign ini dan berdonasi dengan cara: