Sendirian, berjalan kaki 15 km setiap hari, dan bicara lewat leher yang bolong. Pak Juari umur 48 tahun tak menyerah walau hidupnya penuh ujian. Ia pernah mengalami kecelakaan berat yang membuatnya koma lama, hingga menyisakan lubang permanen di lehernya. Kini, untuk berbicara, ia harus menutup lubang itu dengan tangan. Bahkan dulu, saat minum, air bisa keluar dari lubang di lehernya.
Meski tubuhnya tak lagi sempurna dan ia hidup sebatang kara, Pak Juari tetap berjualan larutan keliling setiap hari. Ia berjalan kaki hingga 15 km, hanya demi penghasilan 10-20 ribu rupiah—bahkan kadang tidak laku. Pendapatan itu bahkan tak cukup untuk makan.
Namun, di tengah segala kesulitan, Pak Juari tetap bersyukur. Ia tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, dan terus berjuang untuk bertahan hidup.
Bantu ringankan beban Pak Juari.
Teman baik. Dengan berdonasi, kamu bisa jadi bagian dari perjuangan beliau untuk hidup lebih layak dan kembali memiliki harapan.