”Kalau belum kejual semua, Abah mah gak pernah pulang ke rumah, biasa tidur di jalan sampai jualan Abah habis” Ujar Abah Ocim”Jarantung.. Jantung..” suara itu terdengar lirih, sesekali ia terbatuk-batuk dan menahan sesak. Sesekali ia juga mencoba berteriak lebih kencang, tapi rasanya suara itu sama saja.Setiap hari Abah Ocim (75 tahun) harus menempuh jarak puluhan kilo, berjalan terpincang-pincang sambil menahan sesak menyusuri kampung menuju pusat kota untuk berjualan.
Sudah puluhan tahun ia melakoni pekerjaan ini. Meskipun kini fisiknya mulai melemah namun beliau masih tetap semangat mencari nafkah.Bukannya tidak mau hidup enak dan duduk diam di rumah di ujung usianya, tapi ada istri dan 2 cucu yatim yang masih bersekolah harus dinafkahinya. Mereka tinggal rumah yang sudah tua dan rapuh, Emak Imik (72 thn) istri Abah sehari-hari nya hanya berdiam dirumah sambil beternak ayam, kalau ada yang beli mak jual ayam nya.
Ayah dari cucu Abah Ocim sudah meninggal dunia, sedangkan sang ibu pergi merantau untuk bekerja, sebelumnya dia mempunyai warung, namun harus tutup karena tidak mempunyai modal lagi dan bahkan terlilit hutang, sehingga dia bekerja menjadi ART dikota. Jadi Abah Ocim dan Emak lah yang kini merawat mereka sejak mereka kecil dan membantu segala kebutuhan sang cucu.”Meskipun anak Abah suka kirim uang buat keperluan anaknya, tapi zaman sekarang mah segala mahal. Banyak yang belum tercukupi, jadi mau gak mau Abah harus bantu buat keperluan dua cucu Abah ini” Ujar Abah Ocim.
Jantung pisang yang dijualnya di peroleh dari kebun milik warga di kampungnya, Abah Ocim dipersilahkan untuk mengambilnya untuk dijual. Dibantu oleh sang cucu Abah berkeliling mencari jantung pisang di kebun-kebun milik warga.Dalam sehari hanya bisa terjual 3-5 buah jantung pisang saja, ia tidak pernah mematok harga pasti per buahnya, kadang kala dibayar seikhlasnya. Tak jarang berjualan seharian tidak ada pembeli, sehingga Abah jarang pulang dan terpaksa tidur di tepi jalan atau di atas trotoar jika dagangannya belum habis terjual.”Sering jualan Abah gak laku sampai busuk, pembeli pun gak ada yang mau. Akhirnya jantung pisang Abah buang” Ujar Abah Ocim
Selama Abah Ocim masih mampu berjualan dan berjalan selama itu ia akan berjuang untuk keluarganya. Terutama Abah ingin kedua cucunya bisa bersekolah sampai perguruan tinggi.Dari lubuk hati yang paling dalam, Abah Ocim ingin sekali membuka kembali warung di rumahnya, selain itu ia masih ingin berjualan jantung pisang. Namun Abah berencana berjualan jantung pisang yang sudah dimasak dan perlu alat penunjang untuk mengolah jantung pisang nya. Dan juga ingin memenuhi segala kebutuhan keluarganya yang selama ini belum terpenuhi.Namun semakin hari kondisi kesehatannya semakin menurun, sering kali Abah terasa sesak dan kakinya terasa sakit. Bahkan pendengaran Abah Ocim sudah kurang baik, tak jarang jika ada pembeli yang memangil ia tidak mendengar.
Yuk, kirim bantuan terbaikmu dengan cara: