Sudah berpuluh-puluh tahun kakek berusia 82 tahun ini tinggal di pinggir jalan. Namanya Abah Ubay, lansia penjual ubi di daerah Kota Bandung.
Tak mampu menyewa kontrakan, Abay Ubah hanya bisa berlindung di bawah becak tak layak pemberian orang yang terparkir di pinggir jalan. Bagi Abah, becaknya sudah menjadi rumah, tempat istirahat setelah seharian menawarkan ubi nya dari pagi hingga senja.
Dua ribu rupiah untung dari ubi yang Abah Ubay jual, ia kumpulkan untuk bisa memakan sesuap nasi. Sekilo ubi biasa dijual 12 ribu rupiah, tapi sulit sekali terjual hingga Abah lagi-lagi harus berusaha bertahan dengan hasil seadanya.
Dulunya Abah Ubay berjualan berbagai tanaman hias, dijual seharga 2000 rupiah tiap potnya. Namun karena jarang ada pembeli dan hanya bisa menghasilkan upah yang kecil abah Ubay berusaha memutar otak hingga akhirnya mengganti usaha nya dengan berjual ubi.
Ketidakpastian penghasilan sering kali membuat Abah merenung. Dulu abah Ubay merantau jauh dari Banten ke kota dengan harapan dapat memiliki kehidupan yang lebih berkembang. Dengan berjalan kaki selama satu minggu ia menelusuri jalan dengan penuh peluh keringat.