Hidup dari hasil penjualan kursi bambu, Abah Usep bahkan tak bisa menikmati lauk saat makan karena ada banyak nyawa yang bergantung padanya untuk hidup.
Puluhan tahun berjualan kursi bambu keliling dengan harapan dapat menghidupi keluarganya dari hasil penjualan kursi, Abah Usep lebih sering bermalam di pinggiran jalan menunggu hingga kursi nya habis terjual.
Mulai pukul 8 pagi ia berangkat dari Cililin ke Cimindi untuk mengambil kursi bambu milik majikannya. Kemudian ia akan berkeliling Bandung berjalan kaki dengan memikul dua buah kursi di pundaknya yang beratnya bisa mencapai 40 kg. Abah Usep tak jarang memikul kursinya hingga berkilo-kilo meter dengan harapan dapat menjual satu buah kursi agar beliau dapat pulang ke rumah.
Jika sapunya tidak laku terjual, maka abah Usep tidak akan pulang dan hanya akan tidur di pos satpam, masjid atau saung-saung dan pelataran toko untuk kembali berjualan di hari esoknya. Sakit badan dan kaki tidak bisa dihindari, apalagi abah Usep harus membawa beban berat di pundaknya dan berjalan jauh di usianya yang sudah lanjut. Berjalan menyusuri jalan raya Abah Usep kerap kali tersenggol oleh kendaraan yang berlalu lalang karena kursi yang dibawanya terbilang besar.
Barang dagangan yang dijual oleh Abah Usep pun bukan barang yang dapat laku setiap hari. Seringkali abah Usep baru mendapatkan seorang pembeli setelah 3 sampai 4 hari berkeliling Bandung. Untung yang diperoleh dari tiap sapu pun tidak banyak. Ia hanya mendapat untuk sebesar seratus ribu rupiah yang harus cukup digunakan untuk kebutuhan keluarganya selama berhari-hari.
Saat ini Abah Usep masih memiliki 3 anak yang masih sekolah, diantaranya satu anak duduk di bangku SMP dan dua anak duduk di bangku SD. Pagi hingga malam Abah Usep berjuang untuk menghidupi keluarga serta menyekolahkan anaknya. Tapi jangan kan hal itu, Abah Usep masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-harinya. Bahkan ia saat ini punya pinjaman yang belum terbayarkan sebesar tiga juta rupiah yang belum terbayarkan untuk kebutuhan rumah dan anaknya sekolah.
Hai sahabat berdampak, mari sebarkan campaign ini dan berdonasi untuk membantu Abah Usep. Bantuan donasi akan disalurkan untuk paket pangan, modal usaha serta bantuan lainnya. Kalian dapat berdonasi dengan cara :
Beberapa informasi:
*Ayo Kita Peduli merupakan NGOs yang berdiri sejak 2023 dan berada di bawah naungan Ayo Berdampak Berdaya. Dengan tagline #BerdampakBerdaya kami berfokus pada masalah kemiskinan kelas sosial rentan perkotaan dan pedesaan melalui berbagai program dan campaign pemberdayaan untuk upaya peningkatan kesejahteraan.
Contact and More Information:
Instagram: @ayokita.peduli
Email: ayoberdampakberdaya.id@gmail.com
*Page ini merupakan bagian dari program dan campaign utama berjudul Semua Berhak Nyaman.
*Dalam membantu penyebaran informasi terkait program ini dan program turunannya dalam fitur "Fundraiser", kami melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari Media Partner, Organisasi, serta Publik Figur agar informasi mengenai program ini dapat tersebar luas dan menjangkau sebanyak-banyaknya orang untuk berkontribusi bersama.
*Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memberikan Paket Sembako, Bantuan Modal Usaha Penerima Manfaat, dan Bantuan Lainnya kepada para penerima manfaat yang membutuhkan. Selain itu hasil donasi juga akan disalurkan untuk penerima manfaat lainnya berdasarkan analisa kebutuhan pihak Yayasan.