Orang tua mana yang tak bahagia dengan kehadiran buah cintanya? Kehadiran Alzena bagai anugerah bagi Bu Nurhidayati (36 tahun) dan Pak Tarmizi (41 tahun). Bu Nurhidayati dan Pak Tarmizi tak pernah menganggap penyakit Cerebral Palsy dan Microchepaly yang Alzena idap sebagai cobaan atau pun malapetaka.
Sehari-hari, Ibu Nurhidayati berjualan ikan hias. Uang yang dihasilkan setiap harinya tak bisa menutup kebutuhan Alzena seperti popok, susu, makan, dan obat-obatan. Bahkan untuk makan sehari-hari saja masih kesulitan. Kontrakan pun sudah menunggak beberapa bulan.
Sedangkan Pak Tarmizi yang hanya seorang pembantu rumah tangga yang merawat orang tua lanjut usia. Gaji beliau tak bisa menutup biaya pengobatan dan kebutuhan pokok Alzena.
Niat hati ingin membawa sang putri berobat ke rumah sakit, namun apa daya penghasilan kedua orang tua Alzena masih belum cukup untuk menutup biaya pengobatan dan kebutuhan sehari-hari.
Kedua orang tua Alzena merawatnya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Namun, sayangnya hal itu tak cukup untuk menyembuhkan penyakit yang Alzena derita. Alzena masih sering sekali menderita kejang yang mengakibatkan saraf motoriknya menjadi kaku.
Tapi hal tersebut tak mematahkan semangat Ibu Nurhidayati dan Pak Tamrizi untuk tetap mencari nafkah demi pengobatan putri mereka. Meski pun apa yang mereka jalankan sekarang terasa berat, Pak Tamrizi dan Bu Nurhidayati tetap berusaha untuk memenuhi semua yang Alzena butuhkan.