Di usia 65 tahun, Abah Undang masih harus bekerja keras demi bertahan hidup. Sejak istrinya meninggal dua tahun lalu, Abah hidup seorang diri di sebuah kontrakan kecil berbiaya Rp350.000 per bulan. tak ada yang merawatnya secara langsung
Setiap hari, sejak pagi buta hingga malam, Abah mendorong sepedanya hingga 30 km berkeliling menawarkan jasa potong rumput. Dengan penghasilan yang tak menentu kadang hanya Rp25.000, bahkan sering tidak ada sama sekali, ia tetap memaksa fisiknya yang lemah untuk bekerja. Semua dilakukan sendiri, mencari pelanggan, bekerja, bahkan merawat luka-lukanya sendiri
Pernah suatu hari Abah jatuh dari sepeda dan kepalanya terluka parah hingga dijahit. Sejak itu, penglihatannya mulai kabur, namun ia tetap bekerja, karena tak ada pilihan lain. Mesin potong rumput miliknya pun sudah tua dan sering rusak, membuatnya semakin sulit mendapatkan pelanggan
Abah hanya berharap bisa terus bekerja, bukan untuk kaya, tapi agar bisa makan hari ini dan tidak menyusahkan siapa-siapa
Kami mengajak kamu untuk bersama-sama membantu Abah Undang, sosok tangguh yang tak pernah menyerah meski hidupnya penuh keterbatasan
Yuk, jadi bagian dari perjuangan Abah Undang