Pak Hidayat, seorang pria berusia 60 tahun, kini menjalani hari-harinya sebagai buruh tani serabutan dengan penghasilan yang tak menentu. Dulu, beliau sempat bekerja sebagai tukang kaca, namun usia yang semakin menua dan tenaga yang semakin lemah membuatnya sulit mendapatkan pekerjaan tetap.Pak Hidayat tinggal di rumah sederhana bersama istrinya dan anak bungsunya, Wiyan, yang berusia 15 tahun. Wiyan mengalami disabilitas fisik dan mental sejak mengalami kecelakaan tragis di rumah pada tahun 2022.
Ia tersengat listrik dan terjatuh hingga mengalami cedera parah di bagian punggung dan pinggul, membuatnya tidak bisa berjalan lagi. Sejak saat itu, Wiyan juga mengalami gangguan saraf dan menjadi sepenuhnya bergantung pada ayahnya.
Setiap hari, Pak Hidayat harus mengurus Wiyan seorang diri, termasuk mengangkatnya ke mana pun karena mereka tidak memiliki kursi roda. Berat badan Wiyan terus bertambah, sementara tenaga Pak Hidayat terus berkurang. Mereka pun tidak mampu membeli kebutuhan dasar seperti pampers, kasur layak, atau bahan makanan pokok. Sering kali, mereka harus berutang di warung hanya untuk membeli telur atau mie instan.
Kondisi rumah mereka pun sangat memprihatinkan. Tidak ada kasur layak, hanya karpet tipis untuk tidur. Air seni Wiyan sering tercecer karena tidak ada pampers. Bahkan, mereka kerap tidak memiliki beras sama sekali untuk makan.
Pak Hidayat sangat berharap ada bantuan agar ia bisa memenuhi kebutuhan dasar keluarganya, terutama untuk perawatan dan kenyamanan Wiyan. Salah satu harapannya adalah memiliki kursi roda untuk Wiyan, agar lebih mudah membawanya berobat atau sekadar keluar rumah melihat dunia luar.
Mari ulurkan tangan untuk membantu Pak Hidayat dan Wiyan. Setiap bantuan sekecil apa pun sangat berarti untuk meringankan beban mereka dan memberikan harapan di tengah keterbatasan.