Setiap minggu, Bu Marni harus berjalan kaki sejauh belasan kilometer di bawah terik matahari demi membeli obat untuk anaknya, Jaenudin, yang mengalami gangguan jiwa. Bukan karena tak ada kendaraan, tapi karena tak ada uang.Setiap minggu, Bu Marni harus berjalan kaki sejauh belasan kilometer di bawah terik matahari demi membeli obat untuk anaknya, Jaenudin, yang mengalami gangguan jiwa.
Bukan karena tak ada kendaraan, tapi karena tak ada uang.
Bu Marni merawat Jaenudin seorang diri sejak sang suami pergi meninggalkan mereka. Hidup dalam keterbatasan, Bu Marni hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu. Namun cintanya sebagai ibu tak pernah surut ia tetap setia merawat Jaenudin, dengan segala pengorbanan.
Pernah suatu hari, karena kelelahan, Bu Marni tertidur sebentar di bawah pohon. Saat bangun, Jaenudin hilang. Tangis Bu Marni pecah. Untunglah, seorang tetangga menemukannya dan mengantar pulang.
Meski kondisi semakin berat, Bu Marni tetap tegar. Tapi jauh di dalam hatinya, ia menyimpan kekhawatiran besar: “Kalau saya sudah tidak ada, siapa yang akan merawat Jaenudin?”
Kini, Bu Marni berharap dapat kembali melanjutkan pengobatan Jaenudin dan memiliki hewan ternak kecil untuk dijadikan usaha. Bantuanmu bisa menjadi cahaya harapan bagi mereka.
Sahabat Kebaikan, yuk bantu Bu Marni dan Jaenudin. Jangan biarkan mereka berjuang sendiri.
Selain itu, donasi juga akan digunakan untuk implementasi program serta membantu penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Ruang Harsa.
Ayo berdonasi dengan cara: