Sekilas tak ada yang aneh dengan Abah penjual sayur tanggung keliling ini. Sampai diketahui ternyata beliau menderita penyakit yang diduga tumor di punggung dan kakinya. Benjolan besar yang dari hari kehari makin membesar.Hal yang membuat pilu, Abah belum pernah memeriksakan keluhan2 benjolannya ke rumah sakit besar, hanya diperiksakan ke tabib disekitar rumah saja.
Abah tak memiliki biaya untuk pemeriksaan lebih lanjut. "uangnya mending dipakai untuk beli makan sehari-hari" kata abahPadahal penyakit ini akan serius bila tak segera ditangani. Namun apa daya, untuk makan saja Abah Alit sering kali kesulitan. Beliau hanya seorang pedagang sayur keliling, pergi pagi sampai sore menjajakan dagangannya.
Dagangannya ia panggul dengan bahu nya yang sudah tua, menahan beban puluhan kilo sambil berkeliling.Tak jarang benjolan tersebut pun sakit, sangat sakit sampai-sampai abah pun dibuat menangis karenanya.
Abah sebenarnya dari lubuk hati paling dalam sangat ingin melanjutkan pengobatannya untuk tumornya dan ingin segera sembuh agar tak lagi merasakan sakit.Namun apa daya penghasilannya hanya sekitar 30rb rupiah perhari hanya cukup untuk makan sehari-hari, apalagi istri abah juga sudah tua dan renta sering sakit-sakitan dan tidak bisa membantu mencari nafkah. abah memprioritaskan kebutuhan sehari-hari untuk keluarganya.