 
            Seorang diri berjuang keras mencari sampah plastik bekas untuk bertahan hidup. Kisah ini berangkat dari cerita hidup Abah Memen. Tubuh renta nan ringkih, di usia 80 tahun masih harus mengadu nasib di jalan.Setiap pagi setelah matahri terbit, Abah Memen bergegas untuk mengais rezeki. Menyusuri pemukiman warga demi mencari sampah plastik yang bisa jadi sumber rezekinya.
Upah yang tak seberapa, demi uang 20 ribu rupiah, Abah Memen harus mengumpulkan 4 karung sampah plastik bekas. Tetesan keringat jadi saksi perjuangannya.Pendapatan yang minim, tak cukup mampu penuhi kebutuhan hidupnya. Sedih dan miris rasanya, seringkali Abah Memen hanya makan dengan nasi kering yang dicampur air.
Tinggalnya pun di gubuk kecil yang dipenuhi dengan serangga, hidup Abah Memen seakan tak berpihak padanya. Namun, abah tak pernah menyerah dengan hidupnya.Dengan nafas terengah-engah dan kaki yang dipenuhi luka, dan kakinya hanya diobati dengan balsem dan salep gatal di warung.
Meski hal itu tak kunjung membaik karena lukanya sudah parah.Masa tua Abah Memen dihabiskan dengan berjuang diri mengais rezeki di jalanan. Mari bantu kehidupan Abah Memen sekarang.
 
                                                                Ke Rekening BSI (Bank Syariah Indonesia) ******2128 a/n Yayasan Global Sedekah Movement
Rencana Penggunaan Dana Pencairan: Dana yang dicairkan digunakan untuk santunan kematian