Setiap pagi, tepat pukul enam, Abah Budi yang kini berusia 66 tahun, mengayuh langkah dari kontrakan sederhana menuju tempatnya berdagang. Dua jam perjalanan dilalui demi satu tujuan: mencari rezeki demi ketiga cucunya yang masih duduk di bangku SD.
Abah Budi menjajakan mainan anak-anak dengan harga antara Rp25.000 hingga Rp35.000. Barang-barang ini bukan milik pribadi, melainkan titipan dari bos tempat ia mengambil dagangan. Setiap kali barang habis terjual, ia harus setor hasilnya terlebih dahulu sebelum bisa mengambil stok baru.Kehidupan Abah tidak mudah. Sejak sang istri meninggal dua dekade lalu, ia menjadi tumpuan bagi tiga cucunya, kelas 5, kelas 4, dan satu lagi baru saja masuk SD. Anak-anak Abah merantau ke luar kota sebagai asisten rumah tangga, dan Abah lah yang kini menjadi ayah, ibu, sekaligus kakek bagi cucu-cucunya.
Tiap bulan, Abah harus mengumpulkan Rp800.000 untuk membayar kontrakan. Belum lagi biaya listrik, air, dan kebutuhan sekolah cucu-cucunya seperti seragam dan alat tulis. Jika hasil jualan sedang sepi, Abah terpaksa harus meminjam uang sekadar untuk makan hari itu.Sudah 20 tahun Abah kehilangan istrinya, kini semua beban dan tanggung jawab ia pikul seorang diri. Sering kali, jika dagangannya tidak laku, Abah harus berutang sekadar untuk membeli makan. Bahkan ada hari-hari di mana Abah tak mendapatkan penghasilan sama sekali.Abah pernah dihina, disebut mengemis, bukan berdagang. Hatinya sakit, tapi ia hanya bisa diam dan menahan rasa.
Ia juga pernah mengalami kecelakaan karena kelaparan dan kurang fokus saat menuntun roda dagangannya. Belum lagi musibah saat ia menjadi korban hipnotis hingga kehilangan tiga mainan dagangan. Tapi meski diterpa banyak ujian, Abah tak pernah berhenti berjuang.Kini kontrakan Abah sudah menunggak dua bulan, dan seragam sekolah cucunya pun belum terbeli semua. Namun ia tetap bangun pagi dan berjualan, meski tubuhnya lelah, meski hujan turun, meski kadang ia harus menahan sakit sendirian. Semua ini ia lakukan demi masa depan cucu-cucunya, demi memastikan mereka tetap bisa bersekolah, dan punya harapan hidup yang lebih baik.