Lansia Sebatang Kara Menyambung Hidup Dengan Tisu

Lansia Sebatang Kara Menyambung Hidup Dengan Tisu

Rp. 610.000
terkumpul dari Rp. 30.000.000
17 Donatur
0 hari lagi
Donasi Sekarang!
Terakhir diperbarui pada 18 July 2025 23:00 WIB

Penggalang Dana

Ayo Kita Peduli

Lembaga Resmi Terverifikasi
Menggalang Dana Untuk:
Tisu Penyambung Hidup Abah Idik

Kerjasama Campaign Iklan Berbayar

Penerima Manfaat dan Penggalang Dana telah menyetujui untuk menggunakan sebagian dana yang terkumpul untuk dilakukan optimasi di sosial media oleh pihak ketiga agar dapat menjangkau lebih banyak kontribusi publik.

Deskripsi

18 June 2025

Menyusuri jalan dengan peluh keringat yang berjatuhan, Abah Idi membawa tisu dagangannya. Tangan yang tremor, tubuhnya yang ringkih, beliau masih harus mengais nafkah di jalanan demi menyambung hidup dari hari ke hari.

 

Pekerjaan itu jadi satu-satunya cara untuk menghidupi dirinya sendiri, meski penghasilan yang ia dapatkan tak pasti.Jauh dari kata nyaman, Abah Idik tinggal di sebuah kontrakan seorang diri, mengurus dirinya sendiri. Dindingnya sudah mulai retak, dan pintunya terlihat sudah berkarat, tetapi bagi Abah, itu adalah tempat yang cukup untuk berteduh.

 

Tempat itu menjadi saksi bisu dari segala perjuangannya.Meski usianya sudah lanjut, tubuh abah semakin rapuh. Vertigo parah yang abah derita sering datang menyerang, membuat kepalanya terasa seperti ditusuk-tusuk. Ditambah lagi, tangan abah yang sering gemetar akibat Tremor Essensial, sebuah penyakit yang membuat setiap gerakan tangan terasa tak terkendali.Namun, meski merasa lelah, Abah tak pernah menyerah.

 

Berjalan di bawah terik matahari atau dalam hujan, ia harus tetap berjualan. Tak ada pilihan lain baginya. Tidak ada keluarga atau anak yang bisa menolong. Abah hanya memiliki dirinya sendiri, dan ia tahu, jika tidak bekerja, siapa yang akan menghidupi dirinya?Berjuang di jalan, Abah Idik pernah ditipu dengan modus sedang sakit dan butuh bantuan uang sebesar 200 ribu. Karena belas kasihan abah, akhirnya uang 200 ribu yang dikumpulkan selama berminggu-minggu lenyap diambil orang.Abah tersenyum lemah.

 

"Kadang kita harus berjuang meski badan sudah lelah, Nak. Kalau saya berhenti, siapa yang akan menghidupi saya?" jawab Abah dengan tatapan mata yang penuh keteguhan.Mari bantu kehidupan masa tua Abah Idik untuk hidup yang lebih sejahtera.

Disclaimer : Informasi, opini dan foto yang ada di halaman galang dana ini adalah milik dan tanggung jawab penggalang dana. Jika ada masalah/kecurigaan silakan lapor kepada kami disini.

Doa & Donasi Teman Peduli

Anonim

05 July 2025 18:46
Rp. 25.000
Amin