Makan hari ini tergantung dari seberapa banyak tentengan balon yang terjual hari ini. Begitulah keseharian Abah Kadina, seorang lansia berusia 74 tahun yang masih berjuang keras demi sesuap nasi dan nafkah keluarga di kampung.Merantau dari kampung ke kota untuk mengais rezeki dilakoni Abah Kadina. Langkah demi langkah beliau tempuh sampai puluhan kilometer.
Di setiap langkahnya, jualan balon tak selalu jadi hal yang menyenangkan bagi anak-anak. Abah seringkali diusir saat menawarkan dagangannya
karena dianggap mengganggu dan membuat risih orangtua yang tak mau membelikan balon untuk anaknya."Mang pindah ke tempat lain, jangan disini jualannya, lagi ga punya duit anak saya ribet minta balon.." Ucap salah satu ibu ke Abah Kadina.Penghasilan Abah tidak menentu sering kali hanya membawa pulang uang 20-25rb saja karena balon yang ia jualpun ternyata milik orang lain.
Jadi abah hanya diupah oleh sang pemilik usaha balon. Karena Abah tidak memiliki modal untuk berjualam secara mandiri.Abah hanya tinggal seorang diri disini, jauh dari keluarga dan saudara. Di masa tuanya masih harus berjuang mencari pundii-pundi rupiah, dan seringkali merasa sepi.
Jika memiliki modal abah juga ingin kembali ke kampung halaman dan usaha disana walau hanya sekedar warung kecil. Namun cukup untuk menghidupinya
Teman berbagi, maukah membantu Abah memenuhi harapannya ? Kecil ataupun besar pertolonganmu akan sangat berharga untuk membantu meringankan beban Abah.