Di usia 82 tahun, Abah Suhana masih berjuang sendiri untuk bertahan hidup. Setiap hari, Abah berjalan kaki memikul dua kantong besar berisi tisu, menjajakan dagangannya dengan langkah yang pelan dan tubuh renta.
Satu bungkus tisu kecil dijual seharga Rp5.000, dan tisu ukuran sedang Rp8.000. Tapi tahukah Anda? Dari setiap tisu yang terjual, Abah hanya mengantongi keuntungan bersih Rp2.000 saja. Dalam sehari, penghasilan Abah tak lebih dari Rp10.000–20.000.
Abah tinggal di sebuah kos kecil yang kumuh dan bau di Bandung, membayar Rp400.000 sebulan. Tak jarang, Abah harus berutang atau dibantu tetangganya, Pak Engkun, untuk tetap punya tempat berteduh.
Keluarga besar Abah tinggal di Limbangan, Garut, tapi tak banyak yang peduli. Anak kandung dan anak angkat yang tinggal dekat pun tidak memberi bantuan. Bahkan, Abah sering menjadi korban pencurian saat berjualan, dan terkadang ketiduran karena kelelahan.
Abah juga memiliki kesulitan berbicara dan sering meneteskan air liur akibat kondisi fisiknya yang kian melemah. Untuk makan dan mencuci, Abah bergantung pada kebaikan tetangga.
Mari bantu kehidupan masa tua Abah Suhana untuk hidup yang lebih sejahtera.
Beberapa informasi:
*Ayo Kita Peduli merupakan NGOs yang berdiri sejak 2023 dan berada di bawah naungan Ayo Berdampak Berdaya. Dengan tagline #BerdampakBerdaya kami berfokus pada masalah kemiskinan kelas sosial rentan perkotaan dan pedesaan melalui berbagai program dan campaign pemberdayaan untuk upaya peningkatan kesejahteraan.
Contact and More Information:
Instagram: @ayokita.peduli
WhatsApp: +62 821-2908-8174
Email: ayoberdampakberdaya.id@gmail.com
*Page ini merupakan bagian dari program dan campaign utama yang berjudul Semua Berhak Nyaman.
*Dalam membantu penyebaran informasi terkait program ini dan program turunannya dalam fitur "Fundraiser", kami melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari Media Partner, Organisasi, serta Publik Figur agar informasi mengenai program ini dapat tersebar luas dan menjangkau sebanyak-banyaknya orang untuk berkontribusi bersama