Hingga larut malam, ia puluhan kilometer membawa beratnya kursi bambu. Tak terbayang bagaimana di usianya yang semakin renta harus membawa beratnya dagangan. Dagangannya tak kunjung laku, orang-orang lebih memilih membeli di toko besar daripada pedagang kecil.
Mulai pukul delapan pagi ia berangkat dari Cililin ke Cimindi untuk mengambil kursi bambu milik majikannya. Kemudian ia akan berkeliling Bandung berjalan kaki dengan memikul dua buah kursi di pundaknya yang beratnya bisa mencapai 40 kg. Walau pekerjaannya sangat berat, ia jarang membawa uang ketika sampai di rumah karena jarang ada yang mau membeli.
Jika sapunya tidak laku terjual, maka abah Usep tidak akan pulang dan hanya akan tidur di pos satpam, masjid atau saung-saung dan pelataran toko untuk kembali berjualan di hari esoknya. Sakit badan dan kaki tidak bisa dihindari, apalagi abah Usep harus membawa beban berat di pundaknya dan berjalan jauh di usianya yang sudah lanjut. Berjalan menyusuri jalan raya Abah Usep kerap kali tersenggol oleh kendaraan yang berlalu lalang karena kursi yang dibawanya terbilang besar.
Seringkali abah Usep baru mendapatkan seorang pembeli setelah 3 sampai 4 hari berkeliling Bandung. Untung yang diperoleh dari tiap sapu pun tidak banyak. Ia hanya mendapat untuk sebesar seratus ribu rupiah yang harus cukup digunakan untuk kebutuhan keluarganya selama berhari-hari.
"Saya masih punya anak yang sekolah....berat memang tapi harus tetep dijalanin. Punggung sakit, kadang suka encog tapi mau nggak mau harus tetep berjalan. Kalo malem kadang saya nggak pulang...nggak ada ongkos. Ada uang mending dipake buat ongkos anak"
Saat ini Abah Usep masih memiliki 3 anak yang masih sekolah, diantaranya satu anak duduk di bangku SMP dan dua anak duduk di bangku SD. Pagi hingga malam Abah Usep berjuang untuk menghidupi keluarga serta menyekolahkan anaknya. Tapi jangan kan hal itu, Abah Usep masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-harinya. Bahkan ia saat ini punya pinjaman yang belum terbayarkan sebesar tiga juta rupiah yang belum terbayarkan untuk kebutuhan rumah dan anaknya sekolah.
Dalam program Semua Makin Berkah, ketika Sobat Berdampak ikut berpartisipasi didalamnya secara tidak langsung membantu banyak anak yatim dan lansia dhuafa hidup kesulitan. Mereka akan dapat merasakan pangan, pakaian dan perlengkapan ibadah yang layak. Dengan gerakan ini mereka bisa tersenyum bahagia atas kebaikan yang kita berikan. Sobat Berdampak, mari ulurkan kebaikan di bulan Ramadhan dalam campaign dan program Semua Makin Berkah. Kalian dapat berpartisipasi dengan menyebarkan campaign ini dan berdonasi dengan cara:
Beberapa informasi:
*Ayo Kita Peduli merupakan NGOs yang berdiri sejak 2023 dan berada di bawah naungan Ayo Berdampak Berdaya. Dengan tagline #BerdampakBerdaya kami berfokus pada masalah kemiskinan kelas sosial rentan perkotaan dan pedesaan melalui berbagai program dan campaign pemberdayaan untuk upaya peningkatan kesejahteraan.
Contact and More Information:
Instagram: @ayokita.peduli
WhatsApp: +62 821-2908-8174
Email: ayoberdampakberdaya.id@gmail.com
*Page ini merupakan page Campaign Utama dan memilki turunan page Fundraiser sebagai medium penyebaran informasi dan penggalangan dana untuk para penerima manfaat.
*Dalam membantu penyebaran informasi terkait program ini dan program turunannya dalam fitur "Fundraiser", kami melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari Media Partner, Organisasi, serta Publik Figur agar informasi mengenai program ini dapat tersebar luas dan menjangkau sebanyak-banyaknya orang untuk berkontribusi bersama.
Assalamualaikum,Wr,Wb
Halo sobat berdampak,
Ada kabar dari abah Usep nih! Alhamdulillah kami telah menyalurkan bantuan dari kalian untuk abah Usep. Kami menyalurkan bantuan dalam bentuk kebutuhan pokok dan santunan tunai yang diterima langsung oleh keluarganya.
Terimakasih atas bantuannya. Abah Usep merasa terbantu dengan bantuan yang kalian berikan. Bantuan dari kalian membantu meringankan beban Abah Usep dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semoga bantuan yang diberikan, menjadi berkah bagi yang menerima.
Salam hangat,
Ayo Kita Peduli