Ujian bertubi-tubi seakan menghantam tiba-tiba kehidupan Hana. Baru menginjak usia 11 tahun, tapi Hana harus berjuang lawan kanker darah langka! Berkali-kali tubuhnya pendarahan hebat pada rongga mulut, kaki, bahkan telinga. Tak sekali pula, Hana tiba-tiba lumpuh tak bisa gerakan tubuhnya! Kemo dan rawat intensif masih harus Hana jalani tuk pulih, tapi sang Ayah cuma driver Ojol, tak sanggup lagi tebus tagihan RS…
Sebelumnya, Hana adalah anak perempuan ceria yang memiliki banyak harapan. Ia berhasil tumbuh jadi anak baik, ceria, dan penyayang. Hari-harinya pun semakin berwarna dikelilingi teman-temannya. Nahas, bahagia itu kini harus terkukung dalam kesakitan yang menerpanya…
Sudah hampir setahun ini, Hana tiba-tiba merasakan gejala-gejala aneh di tubuhnya. Bermula dari kemunculan lebam di beberapa bagian tubuh, pendarahan di rongga mulut, hingga puncaknya Hana tak sanggup lagi gerakan tubuhnya! Berbagai pemeriksaan Hana jalani bersama sang Ayah, hingga vonis pahit nyatanya harus kembali ia terima.
Setelah berbagai praduga akan penyakitnya, dokter pun menemukan sel kanker ganas yang bersarang di tubuh Hana.
Penyakit kanker darah atau leukimia dengan diagnosa AML (Acute Myeloid Leukaemia) harus ikhlas terima di hidupnya. Kanker ini merupakan kanker darah langka paling fatal yang menyerang sumsum tulang dan darah.
Dokter bilang, Hana butuh lakukan kemo dan pengobatan tanpa putus kalau mau nyawanya selamat! Tapi masalahnya uang darimana? Pemeriksaan kanker memakan biaya ratusan juta, sedangkan ayahnya hanya seorang driver ojek online.
Tak pernah bermalas-malas, Pak Taman, sang ayah banting tulang cari orderan sampai sering tertidur di emperan toko saking lelahnya. Sudah sebegitunya, Pak Taman sehari hanya bisa bawa pulang uang 50 ribu. Upahnya terpaut jauh dari kebutuhan rumah sakit!
Ia kebingungan harus bagaimana lagi sembuhkan Hana, padahal apabila pengobatan terputus maka ancaman transplantasi sumsum tulang belakang sudah menanti.
“Demi Allah, merasa bersalah sama Hana karena gak bisa jadi Ayah yang sempurna.. Anak sakit gini kok gak bisa bawa dia berobat. Maafin Ayah ya, Nak…” ujar Pak Taman.
Perjuangan Pak Taman, tak sedikit, yang ia harapkan hanyalah kesembuhan Hana. Bantu Pak Taman supaya bisa lanjutkan pengobatan Hana yuk!