“Saya baru sembuh dari TBC dan keracunan obat, yang menyebabkan kulit saya mengelupas semua. Karena kondisi saya seperti ini, bukannya dapat pembeli, saya kadang malah dapat hinaan. Padahal saya cari nafkah untuk obati istri saya” Ujar Pak Yadi
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, inilah yang Pak Yadi rasakan. Beliau didiagnosa TBC akut dan mengalami keracunan obat.
Pak Yadi harus keluar masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan. Beliau pun harus menjalani pengobatan rutin selama 5 bulan lamanya.
Karena kondisinya semakin memburuk ia pun terpaksa harus berhenti dari pekerjaan yang selama ini menjadi sumber penghasilan keluarganya. Selama Pak Yadi sakit anak perempuannya lah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Ujian pun tak sampai berhenti disini, anaknya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga diberhentikan dari pekerjaannya. Tak sampai disitu Bu Neni istri Pak Yadi pun jatuh sakit. Awalnya terjatuh dan di bawa ke tukang urut, bukannya membaik malah kondisinya semakin memburuk.
”Setelah di urut kaki istri saya semakin bengkak dan membiru, bahkan gak bisa berdiri. Akhirnya terpaksa saya bawa ke rumah sakit dan dirawat” Ujar Pak Yadi
”Hutang bekas pengobatan saya belum lunas, karena istri saya sakit terpaksa saya harus pinjam sana sini lagi” Tambahnya
Layaknya seorang kepala keluarga, yang bertanggung jawab, Pak Yadi pun tidak bisa berdiam diri. Kondisi kesehatannya belum benar benar sembuh, namun ia harus mencari nafkah dengan berjualan sayur keliling.
”Kalau gak saya siapa lagi yang cari uang, anak saya lagi cari kerjaan dan sekali kali jagain ibunya. Sedangkan saya perlu biaya untuk pengobatan istri saya” Ujar Pak Yadi
Hal terberat Pak Yadi adalah biaya obat-obatan yang tidak di cover BPJS, belum lagi sang istri harus menjalani fisioterapi seminggu sekali ke rumah sakit dengan menggunakan transportasi online. Tak jarang Pak Yadi pun tidak bisa menebus obat untuk sang istri.
Setiap hari, Pak Yadi jualan sayuran keliling dari kampung ke kampung. Namun sedihnya, dagangan Pak Yadi belum tentu laku, terkadang dapat 30rb juga sudah bersyukur sekali. Selain berjualan sayur Pak Yadi pun mengumpulkan nasi bekas, yang nantinya dikeringkan dan kemudian dijualnya dengan keuntungan tak seberapa.
”Kadang sayur yang saya bawa sampai sore belum laku, jadi pada layu dan gak seger. Orang Pun gak mau beli, akhirnya saya bawa pulang lagi untuk dimasak dirumah” Ujar Pak Yadi
Jangankan untuk ke rumah sakit dan nebus obat, untuk makan sehari-hari saja kesulitan. Bahkan Pak Yadi dan sang istri sering makan nasi tanpa lauk.
Sahabat Kebaikan, saat ini Pak Yadi sedang kebingungan mencari biaya pengobatan sang istri dan untuk kebutuhan sehari harinya. Jangan sampai pengobatannya terhenti karena terkendala biaya, jika tidak berobat bisa mengalami kelumpuhan seumur hidupnya.
Maukah sahabat semua menemani perjuangan Pak Yadi? Yuk bantu ringankan beban keluarga Pak Yadi. Bantuan sekecil apapun dari sahabat semua akan bermanfaat bagi mereka. Bantu dengan cara:
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga Pak Yadi. Selain itu akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Ruang Harsa Bestari