Di sebuah rumah sederhana, tangis Depin nyaring terdengar bukan karena manja, tapi karena lapar dan kesakitan. Bayi kecil ini menderita kurang gizi (malnutrisi berat) sejak lahir dan juga Bronkopneumonia. Tubuhnya kurus, kulitnya pucat, dan matanya lemah tak bertenaga.
Depin hidup tanpa kasih sayang ayah. Sang ayah pergi meninggalkan mereka sejak Depin baru lahir, tak pernah sekalipun kembali.
Kini Depin hanya ditemani ibunya yang juga hidup dalam keterbatasan. Sang ibu sebenarnya ingin bekerja, namun tak bisa meninggalkan Depin yang sakit-sakitan. Setiap hari, ia hanya bisa menggendong Depin dan menenangkannya saat menangis karena perut kosong atau badannya demam.
Di tengah kondisi yang begitu sulit, satu-satunya harapan mereka adalah sang kakek. Pria tua itu bekerja sebagai tukang parkir, berdiri seharian di bawah terik matahari dan hujan, demi bisa membeli susu, bubur bayi, atau menebus obat untuk Depin. Meski usia senja mulai melemahkan tubuhnya, kakek tetap memaksa diri mencari uang agar cucunya bisa bertahan hidup.
Namun penghasilan dari parkir tak seberapa. Untuk kebutuhan makan saja kadang tak cukup, apalagi untuk biaya pemeriksaan dan asupan gizi yang layak bagi Depin.
Hari-hari mereka diisi kekhawatiran apakah besok masih bisa beli susu? Apakah Depin bisa sembuh? Atau justru makin melemah?
Hari ini, mereka sangat butuh bantuan kita.
Mari bantu Depin dan keluarganya. Satu sedekahmu, bisa jadi harapan hidup untuk bayi kecil ini.