Kisah Perjuangan Ibu Rawat Anak Lumpuh

Kisah Perjuangan Ibu Rawat Anak Lumpuh

Rp. 50.000
terkumpul dari Rp. 30.000.000
1 Donatur
15 hari lagi
Donasi Sekarang!

Penggalang Dana

Ruang Harsa

Komunitas/Gerakan Sosial

Kerjasama Campaign Iklan Berbayar

Penerima Manfaat dan Penggalang Dana telah menyetujui untuk menggunakan sebagian dana yang terkumpul untuk dilakukan optimasi di sosial media oleh pihak ketiga agar dapat menjangkau lebih banyak kontribusi publik.

Deskripsi

02 July 2025

"Kerupuk.. kerupuk.." ujar Ibu Dian yang berkeliling berjualan sambil mendorong Dinda.

 

Inilah kisah perjuangan Ibu Dian (44 tahun) yang harus terus mencari nafkah untuk pengobatan anak tercintanya Dinda.

 

 

Sejak usia 8 bulan, Dinda Rahayu yang sekarang berusia 12 tahun, sudah mengidap Meningitis, kerusakan sel saraf, Epilepsi dan TB paru. Akibatnya Dinda sering kejang kejang dan koma. Dulu kaki dan tangan nya kaku dan bengkok, namun setelah dilakukan terapi rutin dan menjalani tindakan operasi, kondisinya agak membaik.

 

Sampai saat ini Dinda tidak bisa jalan dan bicara, hanya penglihatan dan pendengarannya saja yang normal. Semua aktifitas dan kebutuhan nya dibantu Ibu Dian. Dinda hanya bisa mengesot dan menunjuk tangan nya jika menginginkan sesuatu.

 

“Saya tidak sanggup membayangkan semakin Dinda bertambah usia, kondisinya masih gini. Kalo saya udah ga ada gimana, siapa yang rawat?” ujar Bu Dian sambil mengusap air mata.

 

Selain harus merawat Dinda, sebelumnya Bu Dian

bekerja sebagai buruh konveksi dekat rumahnya dengan penghasilan 500 ribu per dua minggu, namun sekarang beliau sudah tidak lagi bekerja.

 

 

Sekarang Bu Dian hanya bisa berjualan kerupuk keliling dengan membawa Dinda, karena dirumah tidak ada yang mengurusnya.

Dinda mempunyai kakak namun sudah jarang tinggal dirumah sehingga tidak bisa ikut merawat Dinda.

 

“Kalau lagi nahan sakit dan kejang, Dinda suka pukulin kepalanya sendiri sambil nangis, kadang suka membenturkan kepalanya ke tembok”, Ungkap Ibu Dian.

 

Saat ini pengobatan Dinda terhambat biaya, penghasilan berjualan kerupuk hanya bisa untuk dibelikan makan saja tiap hari, belum dengan harus membayar kontrakan setiap bulan nya. Kontrakan sempit yang ruangan nya hanya untuk tidur saja.

 

 

Kebutuhan bulanan Dinda seperti susu dan popok pun sangat keteteran. Belum lagi mereka harus membayar hutang hutangnya yang dulu pernah digunakan untuk pengobatan Dinda hingga jutaan rupiah.

 

Meskipun memiliki BPJS, Bu Dian mengaku kewalahan membiayai kebutuhan berobat dan beberapa terapi dan obat yang tidak tercover BPJS. Setiap berobat, Bu Dinda dan hanya bisa berjalan kaki sambil mendorong Dinda menggunakan kursi roda menuju rumah sakit. 

 

 

 

"Ayah Dinda gak pernah peduli dengan kondisi Kami, saya yang berjuang sendiri banting tulang" Tambah Bu Dian. Suami Bu Dian pergi meninggalkan anak dan istri nya dan sampai sekarang tidak ada kabar.

 

Sungguh prihatin keadaan Ibu Dinda sekarang, beliau terkadang suka bingung harus bagaimana lagi untuk mengobati Dinda dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Jika ada rezekinya, mereka berharap ingin mempunyai modal usaha, dan juga untuk keperluan Dinda yang jarang terpenuhi karena keterbatasan mereka.

 

Sahabat Kebaikan, pengorbanan Ibu Dian untuk merawat Dinda tidak semudah itu. Namun beliau harus tetap berjuang agar Dinda bisa terus berobat dan berharap Dinda bisa sembuh dan tumbuh menjadi anak normal seperti anak lainnya seusianya.

 

 

Maukah sahabat semua menjadi bagian dari perjuangan Bu Dian dan Dinda, dan mewujudkan harapan mereka? 

 

 

 

Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha Ibu Dian dan memenuhi segala keperluan nya. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya yang membutuhkan di bawah naungan Yayasan Ruang Harsa Bestari.

 

 

Disclaimer : Informasi, opini dan foto yang ada di halaman galang dana ini adalah milik dan tanggung jawab penggalang dana. Jika ada masalah/kecurigaan silakan lapor kepada kami disini.

Doa & Donasi Teman Peduli

Anonim

03 July 2025 00:12
Rp. 50.000
Amin
JADI#temanbaik