Mak Rat, 75 tahun, hidup dalam kesengsaraan di gubuk kecil 3x4 meter. Rumahnya yang rapuh menjadi saksi bisu perjuangannya merawat kakaknya, Mak Iah, 77 tahun, yang lumpuh akibat kecelakaan.
Katarak mengancam penglihatannya, badan rapuh, dan penghasilan minim membuat Mak Rat resah. Peyek jualannya jarang laku, hanya mendapatkan Rp10.000 setelah berhari-hari menunggu. Nasi dan kerupuk menjadi menu sehari-hari untuk menahan lapar mereka.