Air muka Abah Warmo tak bisa menyembunyikan lelahnya hari itu. Semua uang hasil dagangan yang ia kumpulkan susah payah hilang tak bersisa, dicopet saat ia sedang naik angkot sepulang dari berjualan. Bukan kali ini saja, pencopet seolah tahu kelemahan Abah: tubuh renta dan pikun, mudah jadi sasaran.
Abah Warmo, 69 tahun, setiap hari memanggul dagangan sayur keliling dari satu gang ke gang lain. Di balik wajahnya yang masih terlihat tegar, tubuh Abah kini tak lagi sekuat dulu. Ingatannya sering hilang. Ia kerap salah memberi kembalian, bahkan kadang lupa jalan pulang.
Namun, semua itu tidak membuatnya berhenti. Karena di rumah, ada seorang cucu yang menunggunya pulang. Cucu yang ia rawat sendiri, setelah sang istri lebih dulu meninggalkan dunia.
Puluhan tahun Abah jalani hidup dengan memikul dagangan sayur di bahunya. Ia tidak meminta lebih. Hanya ingin bisa terus memberi makan dan membesarkan cucunya dengan layak.
Kini, harapan Abah sederhana: punya warung sembako kecil di rumah. Tak perlu lagi keliling, tak perlu lagi takut dicopet, cukup di rumah dan tetap bisa menafkahi cucunya.
Maukah kamu menjadi bagian dari harapan kecil Abah Warmo?
Setiap rupiah darimu adalah langkah yang berarti untuk hidup yang lebih baik bagi Abah dan cucunya. Bantu Abah Warmo dengan cara:
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Abah Warmo, modal usaha dan untuk mendukung penerima manfaat lainnya dibawah naungan Yayasan Lentera Pijar Kebaikan.