Nuriati, seorang gadis kecil berusia hampir 10 Tahun berasal dari Gorontalo harus terbaring ditempat tidur karena menginap penyakit yang serius. Nuriati bersekolah hanya sampai tingkat sekolah dasar (SD) kelas 2, saat menginjak kelas 3 SD, Nuriati memutuskan untuk berhenti bersekolah karena terlanjur sakit.
Nuriati merupakan satu-satunya anak perempuan dari Bapak Kana Sumaila dan Ibu Mastin Dama Nuriati mengidap penyakit yang serius pada bagian kakinya yang bermula dari bengkak dan sebulan kemudian mulai menghitam, keluar cairan putih (nanah) hingga dikerumuni lalat dan nyamuk. Selama ini hanya Nuriati hanya diobati dengan obat tradisional karena orang tuanya takut tidak punya biaya dan takut tidak bisa komunikasi karena tidak bisa berbahasa indonesia.
Karena tidak punya biaya berobat dan minim pengetahuan, keluarga mencoba mengusir lalat dan nyamuk dengan menyemprotkan cairan pembasmi serangga, alhasil lukanya semakin parah dan membusuk. Ayah Nuriati seorang petani kebun yang setiap hari hanya mengharapkan penghasilan dari berkebun, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan. Kaki Nuriati membengkak, menghitam, keluar nanah dan bahkan sampai dikerumuni lalat. adik Nuriati merasakan sakit dan perih pada bagian kakinya.
Biaya pengobatan yang dibutuhkan kisaran ratusan juta guna menjalani pengobatan kaki adik Nuriati Adik Nuriati membutuhkan dana ratusan juta, meskipun memiliki BPJS namun terdapat beberapa pengobatan yang biayanya tidak ditanggung oleh BPJS Nuriati punya mimpi untuk sembuh sehingga bisa bermain dan berlari dengan teman-temannya.