Selama 18 tahun terakhir, Pak Sambas telah berjuang menghadapi penyakit yang mengancam nyawanya. Tumor ganas yang tumbuh di wajahnya telah semakin membesar, hingga kini ukurannya lebih besar dari kepalanya sendiri. Setiap hari, Pak Sambas berjualan nanas di pinggir jalan, berharap ada orang yang ingin membeli dagangannya. Namun, kenyataannya seringkali berbeda.
Tak jarang, orang-orang merasa takut dan enggan mendekat. Mereka melihat kondisi wajah Pak Sambas yang mengenaskan dan takut tertular. Bahkan meskipun ia berusaha tersenyum, dagangannya tetap saja jarang laku. Hasil penjualannya hampir selalu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari."Saya harus tetap berjuang cari nafkah, karena saya punya istri dan anak-anak yang masih sekolah, mereka butuh biaya. Tapi, makin hari makin sulit. Orang-orang pada takut beli nanas saya di pinggir jalan," ungkap Pak Sambas dengan suara penuh harapan yang terkadang terhalang oleh rasa sakit.
Namun, beban hidup Pak Sambas tidak hanya terasa pada sulitnya mencari nafkah. Cemoohan dan ejekan dari orang-orang juga kerap menghujam hatinya. Mereka yang merasa takut atau tidak mengerti kondisinya, enggan mendekat. Seringkali, Pak Sambas pulang dengan tangan kosong, meskipun telah berusaha keras sepanjang hari.Meskipun demikian, semangat Pak Sambas tak pernah padam. Ia terus berjuang bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi untuk istri dan anak-anak tercinta yang selalu berada di sisinya. Setiap hari, meski terik matahari menyengat, ia tetap berjualan nanas panas-panas, berharap rezeki bisa datang. Meski untung yang didapatkan tidak seberapa, ia tetap bertahan karena harus memenuhi kebutuhan keluarga.Namun, perjuangan hidupnya semakin berat. Untuk makan sehari-hari saja sudah sulit, apalagi untuk membayar iuran BPJS yang sangat dibutuhkan untuk pengobatannya. Pak Sambas harus bersabar mengumpulkan sedikit demi sedikit uangnya, hanya untuk membeli salep dan pereda nyeri di klinik terdekat. Setiap hari, rasa sakit dari tumor yang terus membesar semakin menyiksa, namun ia tetap sabar.Pak Sambas tidak pernah menyerah.
Harapan dan doa untuk kesembuhannya selalu ada dalam setiap langkahnya. Kini, dengan dukungan dari kita semua, Pak Sambas berharap bisa menjalani pengobatan yang lebih baik, mendapatkan perawatan medis yang layak, dan akhirnya sembuh dari penyakit yang telah menggerogoti tubuhnya selama hampir dua dekade.Mari kita bersama-sama membantu Pak Sambas, agar ia bisa terus bertahan dalam perjuangan hidupnya. Setiap bantuan yang diberikan akan sangat berarti bagi keluarga Pak Sambas, memberikan harapan baru untuk masa depan yang lebih cerah.
Yuk kita bantu Pak Sambas, bantu perjuangannya dengan berdonasi. Kalian dapat berdonasi dengan cara :
1. Klik “Donasi Sekarang;
2. Masukan nominal donasinya;
3. Pilih metode pembayaran;
4. Dapatkan laporan via email.