Selama 23 tahun Akbar berjuang sembuh dari penyakit yang dideritanya. Sejak usia 5 tahun Akbar mengalami Penyumbatan pembuluh darah yang membuat pipi bagian kiri kian membengkak. Sejak bayi akbar memang sering menangis menahan sakit di bagian pipinya dan membesar ketika masuk SD. Orang tua Akbar sangat berusaha untuk membawanya berobat akan tetapi sampai saat ini belum ada perubahan terhadap Akbar.
Sejak SMP Akbar terpaksa tidak melanjutkan sekolahnya, Akbar ingin hidup sendirian dan bekerja sebagai pengamen di jalanan dengan suara merdunya Akbar mencari uang untuk kebutuhan hidupnya dan juga kebutuhan untuk berobatnya.
Pengalaman pilu pun pernah dirasakan Akbar, saat tidur di terminal bangun-bangun tas Akbar sudah robek dah uang hasil 1 minggu akbar mengamen hilang dalam sekejap, padahal uang itu Akbar simpan untuk berobat dan juga untuk makan.
Saat mengamen akbar sering di usir bahkan di bilang amit-amit oleh orang-orang, Akbar sangat sakit hati karna Akbar juga tidak mau ini terjadi padanya. Penyembatan pembulu darah ini sangat menganggu keadaan sehari-hari Akbar, akbar sering merasa lelah dan pusing saat mengamen.
Seringnya Akbar dicemooh oleh orang lain karna kondisi pipi yang membesar, Akbar pernah putus asa untuk berobat. Akan tetapi karena rasa sakit terus dirasa Akbar harus berjuang sembuh dari penyakitnya meski hanya mengandalkan dari hasil ngamen, belum lagi ada kontrakan yang harus ia bayar.
Akbar punya keinginan ingin buat konter service karna akbar juga bisa benerin elektronic. Akbar berharap biar ga ngamen lagi dan bisa buka konter service buat biaya hidup dan berobat Akbar.