*“Kalo operasi kali ini gagal dan kakak pergi, mamah jangan sedih ya. Mamah harus kuat.. Maafin kakak selalu merepotkan Mamah selama ini”* Ucap Widia sambil menangis.
8 tahun sudah Widia Bayu Krisna (16) berjuang melawan penyakitnya. Berawal dari demam tinggi, perut kembung dan susah buang air besar akhirnya ia dibawa ke rumah sakit dan di lakukan perawatan. Setelah dilakukan pemeriksaan, Widia di diagnosa adanya penyumbatan pada usus dan kelainan pada usus besar (Other congenital functional disorders of colon) dan harus menjalani tindakan operasi.
Namun pasca operasi kondisinya belum membaik, sudah dilakukan 10kali operasi masih terdapat 3 usus besar yang robek, sehingga saat ini tidak memiliki saluran pembuangan untuk kotoran menuju anusnya, dan untuk pembuangan kotoran sementara sudah dilakukan operasi dengan melubangi diperut sebelah kirinya.
*”Kalau bisa di pindahkan penyakitnya saya rela menanggung sakit anak saya dari pada dia yang menderita”* Ujar Bu Dewi sambil menangis.
Demi bisa memberikan pengobatan terbaik dan menyelamatkan sang anak. Ibu Dewi dan suami rela kehilangan ratusan juta, rumah satu satunya yang mereka miliki, kendaraan bermotor, TV, Kulkas dan benda lainnya terpaksa mereka jual untuk keperluan biaya pengobatannya Widia.
*”Suami saya dulu rela kerja pagi dan malam, kerja di pabrik dan di travel sebagai security untuk mengumpulkan biaya berobat, tapi akhirnya suami saya di PHK karena sering izin harus menemani Widia dirumah sakit”* Ujar Bu Dewi
Saat ini Bu Dewi dan suami hanya mengandalkan dari memulung dengan penghasilan 20ribu-30ribu perhari. Penghasilan mereka tentu saja tidak pernah mencukupi untuk biaya sehari-hari terutama untuk biaya pengobatan Widia. Karena banyak kebutuhan yang tidak tercover BPJS, seperti kantong kolostomi, salep, perban dan kebutuhan lainnya.
Sedihnya, karena tidak ada biaya untuk membeli kantong kolostomi, ia menggunakan plastik biasa. Ini tentu saja bisa menimbulkan iritasi dan infeksi. Untuk makan pun terkadang mereka hanya makan nasi dan garam, bahkan hanya makan roti atau kerupuk hanya sekedar mengganjal perut mereka.
Untuk kebutuhan Widia, ongkos ke rumah sakit dan penunjang kesehatan dalam sebulan bisa mencapai puluhan juta.
*”Udah gak ada harta lagi yang harus Kami jual, hutang pun kami sudah banyak. Belum lagi bayar kontrakan dan biaya kebutuhan 2 adik widia yang masih sekolah, saya sudah gak tau mesti gimana lagi meskipun kami sudah berusaha semaksimal mungkin”* Ujar Bu
DewiSahabat Kebaikan, saatnya kita hadir untuk mereka. Dukunganmu akan sangat berarti untuk membantu keluarga Ibu Dewi.