Cerita ini datang dari seorang lansia yang produktif, beliau adalah Abah Rosadi. Usianya telah menginjak 76 tahun namun kerja keras yang ia lakukan tidak pernah padam. Abah merantau dari desa ke kota, hal tersebut dilakukan untuk mencari nafkah dan mengharapkan sumber penghasilan yang lebih baik
Ia berjualan balon dengan mengelilingi sekitar daerah bandung dengan berjalan kaki, dan balon yang di jual oleh abah bukan miliknya melainkan kepemilikan dari orang lain. Setiap hari abah berangkat pagi buta untuk mengambil terlebih dahulu balon tersebut. Kemudian ia berkeliling dengan jarak yang ditempuh hingga belasan kilometer yang dilakukannya dari pagi hingga malam hari.
Rasa lelah yang abah tempuh tersebut tak sebanding dengan yang ia hasilkan. Abah hanya mendapat keuntungan bersih ‘ribuan rupiah’ dari setiap penjualan balon anak. Saat matahari mencapai puncaknya dan cuaca sangat panas, Abah Rosadi berhenti di tepi jalan sambil menantikan pelanggan dan kebaikan datang. Kadang-kadang, Abah Rosadi pulang tanpa membawa sepeser uang pun karena tidak ada yang membeli.
Abah Rosadi mempunyai istri dan cucu di kampung halamannya yang berada di Garut. Keluarga menjadi dorongan yang kuat bagi Abah Rosadi untuk bekerja keras. Ia sangat mencintai istri dan cucunya, dan ia bermimpi untuk suatu hari dapat kembali bersama mereka di kampung halamannya jika situasi keuangannya memungkinkan.
Abah Rosadi merangkai impian yang luhur untuk masa depannya. Saat usianya semakin lanjut dan penuh tantangan, ia merencanakan untuk membuka sebuah warung sembako di kampung halamannya. Setelah bertahun-tahun menjalani kehidupan sebagai pedagang jalanan, Abah sangat berkeinginan untuk dapat mewujudkan usaha kecilnya tersebut. Baginya, dengan memiliki warung sembako di kampung halamannya, ia berharap dapat berkumpul kembali dengan keluarganya.
Orang baik, yuk bantu wujudkan impian abah dengan menyisihkan rejeki terbaik kalian melalui: