Gilingan demi gilingan Pak Herman kerjakan, setiap langkah menjadi perjuangan demi keluarga kecilnya. Anaknya yang bernama De Rizky telah bertahun-tahun mengalami penyakit PSMBA dan Hidrokel.
Di rumah sederhana yang penuh kasih sayang, terdengar suara tangisan De Rizky yang berusia enam tahun. Ia menjerit-jerit menahan sakit di buah zakar dan perutnya. Dalam hitungan hari ia seringkali memuntahkan darah bahkan anusnya mengeluarkan darah.
Sudah lima tahun De Rizky mengalami rasa sakit tersebut. Namun sudah bertahun-tahun pengobatannya terhenti karena masalah biaya. Pak Herman hanya bekerja jadi buruh pembuat minyak pala yang pendapatannya hanya 60 ribu sehari.
Pak Herman sering melamun bilamana melihat anak-anak seusia De Rizky bermain ceria di luar sementara anaknya merintih-rintih dengan rasa sakit.
Istrinya, atau ibu De Rizky yaitu Bu Sela, juga terkadang bekerja serabutan bantu tetangganya. Di rumah, ialah yang mencoba menenangkan De Rizky hingga tertidur bilamana rasa sakit di perutnya kambuh karena penyakit PSMBA.
Walau upaya untuk mengobati De Rizky terhambat biaya, Pak Herman tidak pernah kehilangan harapan. Hatinya dipenuhi oleh harapan dan tekad keras bahwa anaknya akan sembuh.
“..usaha udah dilakuin, yakin dan nggak boleh buruk sangka ke Yang Maha Kuasa de…semoga nanti anak bapak bisa sehat kayak anak lain” ujar Pak Herman.
Setiap menunaikan kewajiban agama, istrinya selalu memanjatkan doa kepada Sang Pencipta. Ia berharap semoga ada keajaiban untuk kesembuhan De Rizky agar cepat mendapatkan penangan medis.