Sudah 42 tahun Abah Inen (77 tahun) bekerja sebagai tukang sol sepatu. Namun di usia senjanya, penghasilan yang didapat hanya sekitar 15 ribu rupiah per hari atau bahkan tidak ada sama sekali.
Abah tinggal bersama istri dan tiga cucunya yang masih menjadi tanggungan. Sang istri, Mak Ojoh (63 tahun), ikut membantu mencari nafkah dengan bekerja sebagai buruh tani di sawah. Di rumah, mereka juga mengurus Aman, Karim, dan Hakim yang masih kecil.
Tinggal dalam gubuk reyot tak layak huni yang disebut rumah, dengan atap dan bilik yang bocor dimana-mana. Bahkan abah dan keluarganya hidup dengan kamar mandi tak layak dan harus menggunakan air keruh untuk mandi dan minum. Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan pun mereka kesusahan.
Setiap hari, Abah dengan sepeda tuanya berkeliling kampung. Ia menggowes berkilo-kilo membawa alat solnya. Kadang ban sepedanya bocor dan ia tak punya uang untuk memperbaikinya, tapi abah tetap berjalan menjajakan jasa solnya.
Tertusuk jarum saat bekerja bukanlah hal yang asing bagi Abah Inen. Namun abah tetap bertahan, demi menghidupi orang-orang tercinta di rumah.
Abah hanya berharap bisa sedikit punya modal agar istrinya bisa jualan gorengan dan surabi lagi di depan rumah. Kalau ada rezeki lebih, Abah ingin memperbaiki atap rumah yang bocor dan mengganti bilik kayu yang sudah lapuk.
Yuk, bantu ringankan beban Abah Inen di masa tuanya. Satu kebaikanmu bisa menjadi penguat untuk perjuangan keluarga kecil ini. Bantu dengan cara: