Setiap pagi, Abah Uyung memulai harinya dengan langkah pelan menyusuri jalanan licin dan terjal di Sumedang. Jalan setapak yang penuh lumut itu bukan medan mudah bagi siapapun, apalagi bagi Abah seorang lansia dengan tubuh separuh lumpuh akibat kecelakaan berat yang pernah merenggut kesadarannya selama dua hari dua malam. Kaki kirinya pernah tergilas truk tronton, harus dijahit hingga 282 jahitan. Kini, satu tangannya mati rasa, sementara tangan satunya lagi sesekali bergerak sendiri tanpa kendali. Tapi Abah tetap berjualan.
Dari rumah hingga ke jalan raya, ia berjalan kaki sejauh 8 km, lalu lanjut naik angkot untuk sampai ke pusat kota. Di sana, Abah menjajakan makanan ringan, dari setiap bungkus yang terjual ia hanya mengantongi untung 500 rupiah. Semua dagangan itu bukan miliknya, melainkan ia ambil dari agen. Keuntungannya tak sebanding dengan jerih payah abah.
Di usia yang tak lagi muda, ia masih terus berjalan menawarkan dagangan ke orang-orang di pinggir jalan, tempat makan, bahkan mobil-mobil yang sedang parkir. Ditipu bukan lah ha lasing bagi abah. Suatu hari ia ditipu uang palsu 50 ribu. Sepuluh bungkus dagangan diambil, uangnya palsu. Rugi besar, dan ia harus menanggung amarah dari pemilik barang karena tak bisa mengganti kerugian.
Abah Uyung tidak sendiri. Ia tinggal bersama istri tercintanya yang selalu setia menemani. Mereka sudah menikah 12 tahun tapi belum dikaruniai anak. Mereka hidup sederhana, tinggal di rumah dengan akses yang memprihatinkan—licin, sempit, dan berbahaya bagi seorang lansia dengan kondisi fisik terbatas. Dari penghasilan yang didapatnya, abah dan istri kesulitan untuk makan, kadang hanya makan dengan kerupuk.
Meski begitu, Abah tidak pernah mengeluh. Tapi di sela-sela nafasnya yang berat, tersimpan satu harapan: ia ingin memiliki penghasilan yang bisa didapatkan dari rumah saja. Tak harus jauh melangkah. Tak harus menembus jalan licin dan membahayakan. Kalau bisa membuka warung kecil di rumah—asal cukup untuk makan dan beli obat, Abah sudah sangat bersyukur.
Ayo bantu kabulkan harapan sederhana dari seorang lansia pejuang seperti Abah Uyung. Mungkin bagi kita kecil, tapi buat Abah itu bisa menyelamatkan hidup.
Ayo berdonasi dengan cara: