Di tengah panas menyengat, seorang nenek berjalan perlahan sambil memikul sayur dagangannya. Dialah Ema Asih, nenek pejuang berusia 77 tahun yang setiap hari berjualan sayur keliling untuk bertahan hidup.
Dengan punggung yang sudah bungkuk, mata kiri yang mulai buram, dan wajah yang bengkok karena sakit yang tak kunjung sembuh, Ema tetap melangkah meski tubuhnya sudah renta dan kaki sering kali terasa nyeri. Setiap hari, Ema hanya mendapat penghasilan sekitar 20-30 ribu rupiah. Jumlah yang sangat kecil, tapi harus cukup untuk makan dan kebutuhan hariannya.
Ia melakukan ini semua demi bisa membantu suaminya yang juga masih bekerja di usia tua, pencari kayu bakar dengan penghasilan yang juga minim. Ema tinggal bersama suami dan cucunya yang yatim piatu, sebab kelima anaknya telah meninggal dunia seluruhnya. Karena itu, meski kondisi kesehatan tak lagi baik, ema tetap berjuang agar kehidupan ketiganya tetap bertahan.
Ema sudah beberapa kali ke rumah sakit, namun dokter tak bisa menyembuhkan kondisi wajahnya. Meski begitu, tak pernah sekalipun Ema menyerah atau mengeluh keras. Yang ia tahu, selama masih bisa berjalan, ia akan terus berjualan.
Teman baik, di usia yang seharusnya ia bisa beristirahat, Ema masih harus berjuang sendirian. Yuk, kita ringankan beban di pundaknya. Sekecil apapun bantuanmu, sangat berarti untuk kehidupan Ema Asih. Bantu Ema Asih dengan cara: