Kaki kaku dan lutut penuh bekas aspal menjadi saksi, betapa berat perjuangan yang harus dilalui Kang Dadun (45thn). Rela MERANGKAK menjajakan poster dagangannya demi sesuap nasi.
Saat ini Kang Dadun hidup seorang diri di gubuk reyot. Beliau juga tidak menikah karna sadar diri tak ada yang mau dengannya, hidup sendiri saja sulit. sehingga mau tak mau beliau harus tetap bekerja keras meski sambil merangkak sudah sepuh.
Waktu kecil kang Dadun mengalami sakit panas, sehingga membuat kedua kakinya keras dan kaku tak bisa digerakan. hanya lutut dan paha yang bisa digerakan dibantu tangan untuk berjalan.
Tak dipungkiri, bebannya begitu berati. Bagaimana tidak? Tangan dan lututnya sudah biasa berteman dengan aspal sembari membawa kardus dan poster digantung di leher yang ia jajakan. Jangan ditanya berapa kali lutut dan tangannya terasa sakit dan luka. Nyaris setiap hari bergesekan dengan aspal dan kerikil.
Sayangnya, tak setiap hari dagangannya laku. Tak jarang pula yang menolak jualannya, Jika pulang tak bawa uang Kang Dadun terpaksa harus makan nasi lauk garam saja. Berat banget perjuangan Kang Dadu, mari bersama bantu kehidupan Kang Dadun.