Kalau bukan saya, siapa lagi yang merawat Ibu?” ujar Mak Enah.
Beliau adalah Mak Enah, seorang lansia berusia 70 tahun. Kini beliau tinggal berdua bersama sang ibu. Namun, malangnya, Mak Cicih sedang sakit sehingga tidak bisa melakukan apa-apa.
Mak Cicih kini berusia 98 tahun, usia yang sudah sangat renta. Mak Cicih diurus oleh Mak Enah seorang diri. Mak Enah sangat menyayangkan sekali kepada saudaranya yang lain. Tidak ada bantuan
satu pun dari mereka, bahkan menengok saja tidak.
“Saya yang urus Mak Cicih, karena kalau bukan saya siapa lagi. Anak-anaknya yang lain sudah tidak mau ngurus, bahkan nengok saja enggak,” ujar Mak Enah.
Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, Mak Enah ngewarung, walaupun hanya warung seadanya, beliau semangat sekali mengais rezeki demi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sang ibu.
“Biasanya paling besar itu 70 ribu dan yang paling kecil itu 15 ribu dalam sehari, tapi ya dicukup-cukupin saja,” ujar Mak Enah.
Seringkali Mak Enah mendapati pembeli yang tidak mau membayar, beliau hanya bisa mengikhlaskan saja. “Ya, saya ikhlaskan saja, itung-itung jadi amal buat saya,” ujar Mak Enah.
Mak Cicih seringkali dibawa berobat, berawal dari sakit lambung yang parah hingga saat ini beliau tidak bisa berjalan, sekujur tubuh lemas tanpa tenaga.
Mak Enah berharap kebutuhan Mak Cicih terpenuhi serta ia menginginkan modal usaha agar usaha yang telah terjalani bisa terus berjalan.
Sahabat kebaikan, Mak Enah adalah seorang lansia produktif yang masih berjuang di usia senja. Yuk, kita ringankan beban Mak Enah dengan menyisihkan sedikit rezeki kita.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya modal usaha, kebutuhan Mak Cicih, dan kebutuhan lainnya. Selain itu, akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.