Di usianya yang telah menginjak 70 tahun, Abah Ase masih harus berjuang keras demi menyambung hidup. Setiap hari, ia duduk di depan sebuah toko untuk menawarkan jasa isi ulang gas korek api bekas.Tanpa tarif pasti, ia hanya mengandalkan keikhlasan dari para pembeli kadang hanya mendapat Rp.500 atau Rp1.000
Meski hidup serba terbatas, Abah Ase tetap menjaga etika dan rasa hormat. Ia merasa tidak enak karena berjualan di depan toko orang lain, sehingga sebagai bentuk terima kasih, ia membantu menjaga parkiran toko tanpa meminta bayaran, dan tak segan membantu bongkar muat barang dagangan pemilik toko.
Penghasilan yang didapat setiap harinya hanya cukup untuk membeli 1 kilogram beras. Namun Abah tetap tersenyum dan bersyukur.
Yang lebih memprihatinkan, Abah Ase mengalami gangguan pendengaran yang cukup parah di kedua telinganya, dan belum pernah sekalipun memeriksakan diri ke dokter karena keterbatasan ekonomi
Abah hanya ingin bisa mengobati gangguan pendengarannya, agar tidak merasa minder ketika berinteraksi dengan orang lain.
Memiliki modal untuk berjualan kopi seduh di depan toko tempat ia biasa mangkal, agar bisa mendapat penghasilan yang lebih layak