Di usia yang sudah Tua, Abah tidur di bangku pendek di sebuah terminal. Pakaian bekas miliknya dijadikan bantal, karena tidak ada tempat lain untuk beristirahat. Abah sudah tidak sanggup mengontrak karena biaya yang makin mahal. Untuk makan sehari-hari pun sering kali harus berutang ke warung, atau dikasih orang. Saat hujan deras turun di malam hari, terminal tempat Abah berteduh bocor dan banjir, membuatnya tidak bisa tidur sama sekali.
Abah sudah belasan tahun merantau ke kota. Dulu saat usahanya masih cukup, ia bisa mengontrak kecil di dekat pasar. Tapi sekarang, dagangan tidak seperti dulu. Kakinya pun sudah tidak normal, pengkor karena pernah ditabrak motor saat hendak berjualan, dan harus dioperasi dua kali. Sampai sekarang, ia hanya bisa berjalan pelan karena nyeri kadang muncul tiba-tiba. Ditambah lagi, Abah mengidap diabetes sejak 15 tahun lalu. Ia harus minum obat tiga kali sehari. Jika tidak, tubuhnya bisa ambruk.
Meski punya anak-anak yang bekerja, Abah memilih untuk tetap bertahan sendiri. Ia tidak ingin menyusahkan siapa pun. Katanya, selama tubuh masih bisa digerakkan, ia akan terus berusaha karena anaknya juga dengan kondisi yang pas pasan. Kalau pun anaknya bisa menjamin kebutuhannya penuh, ia rela diam di rumah.
Dagangan Abah hanya pakaian bekas yang terkadang dicuri orang. Pernah setengah karung hilang, tapi Abah hanya bisa diam dan sabar. Ia juga memiliki utang makan di warung, bahkan sempat menggadaikan KTP dan kartu BPJS hanya untuk meminjam uang sekadar bisa makan. Obat diabetes yang biasa ia beli sudah habis, dan uang di tangannya hanya tersisa seribu lima ratus rupiah. Padahal obat murah isi 10 saja hanya cukup untuk tiga hari.
Abah tidak meminta banyak. Ia hanya ingin punya modal agar bisa berjualan pakaian baru lagi, seperti dulu. Bisa berdagang dengan tenang, minum obat tepat waktu, dan tidak lagi hidup dari utang dan kasihan orang. Ia ingin tenang di sisa usianya, tidak kedinginan di terminal, tidak kelaparan, dan tidak sendirian saat sakit. Harapan sederhananya bisa bertahan hidup dengan layak.
Ayo Kita Bantu Abah Klik Donasi Sekarang!!
Sobat Berdampak, Abah Towil berhak menikmati kehidupan yang nyaman di hari tuanya, maka dari itu mari kita berikan Abah Towil uluran tangan dan berdonasi dengan cara:
Beberapa informasi:
*Ayo Kita Peduli merupakan NGOs yang berdiri sejak 2023 dan berada di bawah naungan Ayo Berdampak Berdaya. Dengan tagline #BerdampakBerdaya kami berfokus pada masalah kemiskinan kelas sosial rentan perkotaan dan pedesaan melalui berbagai program dan campaign pemberdayaan untuk upaya peningkatan kesejahteraan.
Contact and More Information:
Instagram: @ayokita.peduli
WhatsApp: +62 821-2908-8174
Email: ayoberdampakberdaya.id@gmail.com
*Page ini merupakan bagian dari program dan campaign utama yang berjudul Semua Berhak Nyaman.
*Dalam membantu penyebaran informasi terkait program ini dan program turunannya dalam fitur "Fundraiser", kami melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari Media Partner, Organisasi, serta Publik Figur agar informasi mengenai program ini dapat tersebar luas dan menjangkau sebanyak-banyaknya orang untuk berkontribusi bersama