Pak Ramdani (53) adalah seorang pengepul paku di jalanan. Berjalan kaki dari pagi hingga petang tak membuat semangat itu runtuh bahkan setelah 20 tahun lamanya. Selama mengerjakan pekerjaannya Pak Ramdani tak pernah luput dari sulitnya mencari paku-paku di jalanan. Belum lagi ia harus mengdapi kerasnya jalanan, sempat beberapa kali ia dimarahi oleh pemilik tambal ban karena dianggap merugikan dengannya yang memungut paku-paku di jalan.
Selama mencari paku-paku di jalan, Pak Ramdani tidak pernah langsung menjualnya. Ia akan menunggu sampai tiga hari, sampai benar-benar terkumpul banyak dan bisa ia jual agar harganya tidak terlalu kecil ketika di penimbangan.
Pak Ramdani memiliki tiga orang anak. Putri sulungnya sempat berhenti sekolah karena kendala biaya. Di sekolahnya ia mendapatkan perlakuan berbeda guru maupun antar murid. Putri sulungnya selalu bilang jika ia tidak memakai seragam sesuai harinya maka para guru akan menganggap ia tidak hadir sedangkan ia tidak memiliki biaya untuk membeli seragam seperti teman-temannya yang membuatnya kini putus sekolah.
Putra keduanya saat ini duduk di bangku SD kelas tiga sedangkan untuk anak ketiganya baru saja lahir. Anaknnya yang ketiga dan masih bayi tersebut membutuhkan banyak nutrisi untuk pertumbuhan namun karena kendala biaya Pak Ramdani tidak bisa memberikan nutrisi yang baik untuk anak bungsunya.
Pak Ramdani tinggal bersama dengan keluarganya di sebuah kontrakan kecil yang harga sewanya 500 ribu per bulan. Tentu saja dengan penghasilan menjadi pengepul paku tak membantu pak Ramdani untuk mampu membayar uang sewa kontrakan. Belum lagi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya, sehingga Pak Ramdani kadang akan mencari uang tambahan dengan menjadi tukang bersih-bersih di kampung.
Hal sedih juga terjadi ketika pak Ramdani sedang mencari paku di jalanan, beliau sempat terserempet motor sebanyak 2 kali hingga membuatnya berhari-hari kesulitan berjalan. Bahkan di setiap tangan Pak Ramdani terdapat semacam benjolan kecil yang banyak (semacam kutil) yang diakibatkan terlalu sering bersentuhan dengan besi-besi berkarat karena ia tidak pernah menggunakan sarung tangan yang bisa melindunginya.
Teriknya jalanan, debu dan polusi dari kendaraan bermotor membuatnya sering kali sesak nafas dan batuk-batuk. Ketika sedang mencari paku di pinggiran jalan sering kali ada orang-orang baik yang memberikan Pak Ramdani makanan, jika tidak maka beliau ini tidak akan makan selama siang hari itu dan baru akan mengisi perut ketika ia sudah pulang ke rumah.
Pak Ramdani memiliki tekad kuat untuk memperbaiki nasibnya dan keluarga. Ia bermimpi kalo ia ingin memiliki usaha kecil-kecilan agar memiliki pendapatan yang lebih baik untuk menghidupi istri dan menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat yang lebih baik. Sobat Berdampak, Pak Ramdani berhak untuk hidup nyaman. Mari kita sebarkan campaign ini dan berdonasi untuk membantu Pak Ramdani dengan cara:
Beberapa informasi:
*Ayo Kita Peduli merupakan NGOs yang berdiri sejak 2023 dan berada di bawah naungan Ayo Berdampak Berdaya. Dengan tagline #BerdampakBerdaya kami berfokus pada masalah kemiskinan kelas sosial rentan perkotaan dan pedesaan melalui berbagai program dan campaign pemberdayaan untuk upaya peningkatan kesejahteraan.
Contact and More Information:
Instagram: @ayokita.peduli
WhatsApp: +62 821-2908-8174
Email: ayoberdampakberdaya.id@gmail.com
*Page ini merupakan Program dari page utama Campaign #SemuaBerhakNyaman
*Dalam membantu penyebaran informasi terkait program ini dan program turunannya, kami melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari Media Partner, Organisasi, serta Publik Figur agar informasi mengenai program ini dapat tersebar luas dan menjangkau sebanyak-banyaknya orang untuk berkontribusi bersama.