Pak Suherdi, pria paruh baya asal Purwakarta dengan kondisi fisik yang cacat karena kecelakaan. Saat kejadian, kakinya berlumuran darah. Ia setengah sadar karena kehabisan darah dan saat itu tak ada yang menolong seorang pun. Ia memohon mukjizat kepada Sang Pencipta, nyawanya selamat hanya saja ia harus menerima kenyatan pahit karena kakinya hancur dan tidak bisa berjalan lagi.
Kecelakaan tersebut mengubah hidupnya. Sejak itu ia menjadi buruh potong rumput di kebun milik orang lain, dengan mengesot dan terseok-seok rumput demi rumput ia potong dengan sangat kesulitan. Walau kondisi fisiknya kini terbatas, Pak Herdi tak pernah patah semangat untuk mencari nafkah demi menyambung hidup hari ke hari.
Upahnya menjadi tukang potong rumput hanya seratus ribu sebulan, uang tersebut ia pakai untuk membeli obat dan terkadang untuk makan ia kerap diberikan oleh tetangganya yang kasihan atas kedaan yang menimpanya. Ia dan keluarganya hidup dengan serba kekurangan namun sosoknya yang optimis dan pekerja keras menjadi alasan mengapa ia tetap semangat mengais rezeki.
“masa Tuhan nggak mau ngasih rezeki ke kita kalo kita mau bekerja keras dek…” ujarnya. Di sela-sela bekerja, ia cerita pernah ada ular besar yang menghampirinya. Namun ia tak berhenti bekerja, ia hanya menjauh sembari ketakutan. Menurutnya, ia sebenarnya lebih takut tak dapat mendapatkan uang untuk makan keluarganya di rumah.
Dengan kondisi fisiknya yang terbatas, mari kita bayangkan bilamana Pak Herdi hidup nyaman dan memiliki usaha kecil-kecilan tanpa ia harus memotong rumput dengan kesakitan karena kondisi fisiknya. Dulu ia sempat bermimpi memiliki usaha namun terbatas biaya, tekatnya hingga saat ini tak pernah pudar untuk tetap bekerja keras mengais rezeki.
Sosok Pak Herdi termasuk kelompok rentan yang harus dibantu dan diberdayakan. Teman-teman, mari kita bantu beliau agar bisa memiliki modal untuk berwirausaha dan bisa hidup lebih sejahtera. Kalian dapat berpartisipasi dan membantu Pak Herdi dengan menyebarkan campaign ini dan berdonasi dengan cara: