Abah Otong, usia 66 tahun. Beliau tinggal seorang diri sejak rumahnya roboh tertimbun longsor dan tak punya tempat tinggal, kini Abah tinggal di sebuah saung warung kosong milik orang lain.
Jika warung itu sewaktu-waktu dipakai, Abah terpaksa harus pergi mencari tempat lain untuk berlindungAbah Otong sehari-hari berjualan keripik pisang, yang dikenal di kampungnya dengan nama keripik lantak. Dengan berjalan kaki menggunakan tongkat, Abah menyusuri jalanan dari Cikalong Wetan hingga ke Sawit, Purwakarta, membawa 30–40 bungkus keripik dari jam 9 pagi hingga jam 4 sore.
Setiap bungkus keripik Abah beli seharga Rp4.000, lalu dijual Rp5.000 hanya mengambil keuntungan Rp1.000 per bungkus. Jika semua dagangan habis, penghasilan bersih Abah cuma sekitar Rp30.000–40.000 per hari, tapi sering kali keripiknya tak laku sama sekali, dan Abah pun tak bisa makan seharian Abah hidup sebatang kara.
Istrinya sudah meninggal, dan anak-anak tiri yang dulu ia rawat sejak kecil kini tak lagi mengakuinya dan bahkan mengusir Abah dari rumah yang dulu ia tinggali. Padahal, sang istri sempat berpesan agar anak-anaknya tetap merawat Abah meskipun beliau sudah tiada
Sebelum menjual keripik, Abah Otong sempat berjualan air mineral di rumah pos kecil di pinggir jalan, tapi usaha itu terhenti karena longsor menghancurkan tempat tersebut.
Saat kejadian longsor, Abah nyaris kehilangan nyawa. Seluruh tubuh Abah tertimbun puing dan tanah, dan baru bisa selamat setelah dibantu warga. Sejak saat itu, Abah harus berjalan dengan tongkat karena kaki kirinya cedera parah Selain itu, Abah juga menderita penyakit asam urat sejak 5 tahun lalu. Untuk mengurangi nyeri, ia harus minum obat seharga Rp15.000 setiap 5 hari —harga yang sangat berat bagi Abah yang kadang tidak makan selama 2–4 hari hanya karena dagangan tak lakuPernah, saking laparnya, Abah hanya minum air putih dan makan keripik dagangannya sendiri, sambil tetap berkeliling menjajakan sisanya. Bahkan ketika lelah, lapar, dan sakit, Abah tetap bertahan karena merasa malu meminta-minta, dan lebih memilih berikhtiar selama masih bisa berjalan
Abah bermimpi bisa punya warung kecil di pinggir jalan agar tak perlu keliling lagi, agar bisa istirahat dan hidup lebih tenang di usia senjanya. Juga agar bisa tinggal di kontrakan yang layak, tak khawatir terusir setiap saat
Mari Bantu Abah Otong Bertahan dan Mewujudkan Mimpinya. Tak ada bantuan yang terlalu kecil. Sekecil apapun dukungan Anda sangat berarti untuk Abah