*"Bu kenapa aku nggak punya kaki? Teman-teman aku punya kaki semua, sedangkan aku tidak punya..."*
Muhamad Syahroeni (13 tahun) terlahir dengan kondisi istimewa tak memiliki kedua kaki, namun keterbatasannya tidak membuat semangat Sahroni luntur. Ia berjalan pelan-pelan dengan dorongan tangan mungilnya.
Sahroni juga anak ceria dan aktif untuk bermain bola bersama teman-temannya. Rajin belajar dan mengaji untuk mengejar cita-citanya walaupun dirinya sadar memiliki keterbatasan.
*"Kadang teman-teman suka mengejek karena aku nggak punya kaki. Tapi mamah selalu bilang aku harus kuat dan semangat..."* ~Cerita Sahroni
Sekarang Sahroni ingin sekolah dan meraih cita-citanya agar bisa menjadi kebanggaan kedua orang tuanya.
Cita-cita Sahroni yang begitu mulia membuat hati Bu Samsiah (51 tahun) benar-benar bangga. Karena ditengah keterbatasan yang dimilikinya Sahroni memiliki cita-cita yang begitu tinggi.
.
Tapi disisi lain membuat kedua orang tua Sahroni harus berpikir keras. Karena Pak Junaedi (64 tahun) ayahnya Sahroni yang berprofesi sebagai kuli bangunan sampai hari ini belum mendapatkan lagi pekerjaan.
*"Saya bingung Pak, sampai hari ini belum mendapatkan lagi pekerjaan. Takut mematahkan semangat Sahroni..."* ~Ungkap Pak Junaedi ayahnya Sahroni dengan tertunduk lesu
.
*"Kadang kerja seminggu liburnya 2 bulan..."* ~Lanjutnya
Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, Bu Samsiah berusaha menjadi kuli serabutan disawah. Namun musim kemarau seperti sekarang tidak ada yang menyuruhnya keladang. Sehingga untuk makan pun kami kesusahan.
Didalam setiap doanya, Pak Junaedi dan Bu Samsiah ingin sekali memiliki modal usaha yang layak agar bisa mewujudkan cita-cita Sahroni.
Orangbaik, Sahroni kini sedang berjuang meraih cita-citanya. Doa-doa kebaikan pun terus dilangitkan oleh kedua orang tuanya. Kita bisa menemani Sahroni dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki agar kedua orang tua Sahroni memiliki usaha yang layak. Sehingga bisa memenuhi semua kebutuhan Sahroni dan mewujudkan cita-citanya.