Hati siapa yang tak hancur melihat penderitaan bayi lima bulan seperti Abdullah Al-Ghifari? Seharusnya ia belajar tengkurap dan tertawa riang, tapi kini tubuh mungilnya terbaring lemah, hanya tulang berbalut kulit. Matanya membelalak, menahan derita yang tak mampu ia suarakan.
Usus melilit membuat tubuh kecilnya tak bisa mencerna makanan. Setiap napasnya adalah perjuangan, setiap detik adalah pertaruhan nyawa.
Di kejauhan, sang ayah, Pak Ghofar, berjuang sendirian sebagai buruh harian lepas. Namun, jerih payahnya tak cukup untuk menembus biaya pengobatan yang terus menggunung.
Nyawa kecil ini tidak punya banyak waktu. Sahabat, Al-Ghifari butuh kita! Mari ulurkan tangan, bantu selamatkan hidupnya sebelum semuanya terlambat, melalui: