Pa Encang (66) bekerja sebagai sopir angkot. Berjuang demi 3 anaknya seorang diri. Mereka tinggal di rumah warisan keluarga, namun kehidupannya jauh dari kata cukup. Penghasilan bersih Pa Encang hanya sekitar Rp 30.000-40.000 per hari bahkan tidak sama sekali, karena ia hanya mampu menarik angkot selama 2-3 jam di pagi hari, Setelah itu, waktunya habis untuk merawat anak keempatnya, Fajar, mengalami komplikasi saraf tulang belakang.
Fajar (40) adalah korban Malpraktek dokter sebelumnya. Kini, Fajar hanya bisa berbaring di tempat tidur. Ia juga mengalami gangguan tidur berat, hingga pernah tidak tidur selama empat hari berturut-turut. Dalam kondisi parah itu, ia pernah memukul Pa Encang tanpa sadar.
Masalah tidak berhenti di situ. Fajar tidak memiliki akses terhadap jaminan kesehatan seperti BPJS atau Askes. Dalam kondisi serba sulit ini, Pa Encang tetap berjuang. Ia masih menyetir angkot, meski hanya sebentar setiap hari, untuk menebus obat bagi Fajar dan membeli kebutuhan harian.
Keterbatasan waktu dan tenaga membuatnya tidak bisa bekerja maksimal. Bahkan, saat ini ia belum mampu membawa Fajar kembali ke rumah sakit karena tidak memiliki biaya. Di rumah, mereka hanya mengandalkan cadangan beras dan tabungan kecil untuk bertahan hidup.
Pak Encang hanya ingin anaknya sembuh, dan bisa bawa anaknya berobat. Sobat Aksi, nyawa Fajar tergantung pada bantuan kita semua, yuk kita sama-sama bantu melalui:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”;
2. Masukkan nominal donasi;
3. Pilih metode pembayaran GoPay atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera;
4. Dapatkan laporan melalui email