Jasa Tak Kunjung Laku! Lansia Tukang Sol Berjuang Dengan Kondisi Mata Hampir Buta

Setiap pagi, sebelum matahari sepenuhnya muncul, Abah Undang sudah bersiap dengan perlengkapan tambal sepatu yang sederhana jarum besar, benang, potongan kulit, dan alat tambal yang sudah usang.

Dengan langkah pelan, ia mulai berkeliling dari kampung ke kampung, menawarkan jasa menambal sepatu.

Tak peduli panas atau hujan, Abah tetap melangkah.

Kakinya yang sudah mulai rapuh sering nyeri, tapi ia tetap bertahan.

Kalau tidak bekerja, tak ada uang untuk makan hari itu.

Kini, penglihatan Abah sudah sangat kabur.

Matanya nyaris buta, tapi ia masih berusaha memperbaiki sepatu dengan sisa penglihatan yang ada.

Setiap kali ia menunduk bekerja, air mata menetes bukan karena sedih, tapi karena matanya tak lagi kuat menahan lelah dan kabur penglihatan yang kian parah.

Abah sudah lama merantau dari Garut.

Ia tinggal di kontrakan kecil yang hanya berisi satu kamar tanpa dapur, tanpa kamar mandi.

Untuk makan, ia hanya bisa membeli di warung karena tak punya tempat memasak.

Setiap sore, setelah seharian berjalan jauh, ia pulang dengan tubuh lelah dan napas tersengal.

Dari hasil kerja kerasnya, Abah hanya mendapat 15 sampai 20 ribu rupiah per hari.

Itu pun kalau ada pelanggan yang mau jasanya.

Tapi yang luar biasa, Abah tak pernah mengeluh.

Ia tetap bersyukur, percaya bahwa rezeki kecil yang halal lebih berharga daripada apapun.

Kini, Abah semakin renta dan matanya makin tak terlihat jelas.

Namun demi bertahan hidup, ia tetap berkeliling dengan langkah tertatih.

Mari bantu Abah Undang agar bisa hidup lebih layak di usia tuanya dengan cara:

1. Klik Tombol Donasi Sekarang
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran (Go-Pay/ OVO/virtual account)
4. Dapatkan Laporan Via Email