Halo temen-temen! Sekarang sudah hadir Cireng Aneka Rasa by Dika. Hadir dengan 3 varian rasa yaitu:
- Rasa Ayam Suwir Original
- Rasa Ayam Suwir Pedas
- Rasa Keju
Yuk order sekarang dan temenin waktu luangmu sambil ngemil Cireng Dika. Setiap orderan yang kamu pesan, akan bisa bantu Dika untuk dapat menambah tabungan biaya pendidikannya. Kapan lagi kita bisa makan cireng enak sambil bantu orang. Yuk order sekarang!
DISCLAIM:
Pesanan bersifat pre order dikarenakan keterbatasan SDM dan modal.
Kisah inspiratif datang dari seorang anak berusia 15 tahun yang penuh semangat bernama Dika. Usia muda tidak menjadi penghalang bagi Dika untuk turut berjuang demi kehidupan keluarganya.
Masih menginjak kelas tiga di sekolah menengah pertama Dika turut mencari nafkah dengan berjualan minuman susu fermentasi demi membantu ayahnya membiayai pendidikan sekolahnya dan adik-adiknya.
Ibu Dika bekerja di luar negeri sedangkan sang ayah merupakan seorang penjual tahu keliling di Kota Bandung. Namun akhir-akhir ini ayah Dika hanya mampu berjualan sesekali saja karena terkendala oleh motornya yang rusak dan tidak bisa digunakan untuk berjualan keliling. Oleh karena itu muncul sikap dewasa dari Dika untuk membantu ayahnya yang kesulitan dengan berjualan hingga tengah malam.
Setelah pulang sekolah Dika akan bersiap untuk berjualan ke sekitar Lengkong Bandung. Dimulai dari pukul 7 malam Dika berkeliling Bandung hingga pukul 1 malam untuk menawarkan dagangannya. Penghasilan dari berjualan minuman susu fermentasi tidak begitu menentu. Dalam sehari Dika bisa memperoleh hasil sebesar 40.000 hingga 80.000 tergantung seberapa banyak minuman yang terjual. Penghasilan itupun masih kotor karena belum terpotong oleh modal yang dikeluarkan Dika untuk berjualan. Dika hanya mengambil keuntungan sebesar 2500 rupiah dari tiap pack minuman susu fermentasi yang terjual.
Kemudian hasil dari berjualannya ia tabung untuk kebutuhan sekolahnya dan membantu kebutuhan sekolah adik-adiknya. Dalam hati kecilnya Dika sangat berharap dapat membantu mengumpulkan uang untuk membantu memperbaiki motor ayahnya yang rusak agar bisa kembali berjualan tahu keliling. Apalagi ayahnya juga saat ini memiliki pinjaman yang belum dilunaskan sebesar 3 juta rupiah yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Jiwa usahanya sudah dipupuk sejak kecil dikarenakan keterbatasan ekonomi. Tak hanya berjualan minuman susu fermentasi, sebelumnya Dika pernah berjualan pindang dan gorengan. Saat ini pun Dika juga berjualan cireng setiap hari minggu ke tempat-tempat yang sering dikunjungi di akhir pekan untuk menambah pendapatannya.
Hampir setiap hari berada di jalan untuk berjualan keliling, di usianya yang masih belia Dika jarang bermain dengan teman seusianya. Padahal di lubuk hatinya ia juga ingin seperti anak lainnya yang dapat pergi bermain bersama-sama. Kondisi perekonomian yang terbatas menjadi faktor Dika masih berjualan keliling bahkan hingga tengah malam.
Bahaya dari berjualan malam pun bahkan tak dapat dihindari oleh Dika. Ia pernah dipalak oleh seorang pengamen ketika sedang berjualan di malam hari. Takut untuk melawan Dika hanya bisa mengikhlaskan uang hasil perjuangannya diambil oleh si pengamen. Tak terbayang bagaimana bahaya dan resiko yang harus dihadapi oleh seorang anak berusia 15 tahun ketika berjualan di malam hari.
Namun bagaimanapun Dika terus bersyukur dengan keadaannya. Ia hanya ingin fokus untuk menggapai mimpinya dan membantu adik-adiknya agar bisa mendapatkan pendidikan. Prestasi juga turut dimiliki oleh Dika, ia pernah menjuarai pramuka dan membawa nama baik sekolahnya. Keinginan untuk terus menciptakan prestasi lainnya bertambah besar sehingga Dika saat ini ingin memfokuskan dirinya dalam silat. Namun dirinya pun masih harus menyisihkan dari hasil penjualannya untuk membeli seragam silatnya.
Dika saat ini tinggal di rumah neneknya bersama ayah, paman dan kedua adiknya. Ukuran rumah yang tidak besar harus digunakan secara berdesak-desakan setiap harinya. Dapur yang digunakan sang ayah untuk membuat tahu pun begitu sederhana dengan peralatan seadanya.